Monday, February 8, 2016

Memang Benar Kok! Dan Itu Kenyataannya.

Menggunjing merupakan penyakit yang mewabah dimasyarakat. Yang paling suka menggunjing biasanya kaum perempuan walaupun tidak sedikit kaum laki-laki juga suka menggunjing. Ketika ditegor agar jangan menggunjing mereka selalu jawab "memang benar kok dan itu kenyataannya".

Jika aib benar-benar ada pada diri orang yang digunjing, apakah masih dikatakan ghibah?. Imam Nawawi dalam kitab Al Adzkar mendefinisikan ghibah sebagai berikut;

ذكر المرء بما يكرهه سواء كان ذلك في بدن الشخص أو دينه أو دنياه أو نفسه أو خلقه أو خلقه أو ماله أو والده أو ولده أو زوجه أو خادمه أو ثوبه أو حركته أوطلاقته أو عبوسته أو غير ذلك مما يتعلق به سواء ذكرته باللفظ أو بالإشارة والرمز
Ghibah adalah membicarakan (menggunjing) seseorang tentang sesuatu yang dibencinya (aib) baik menyangkut badan, agama, diri, fisik, perilaku, harta, orang tua, anak, istri, pembantu, raut muka yang masam, atau hal lain yang berkaitan dengan penyebutan seseorang, baik melalui ucapan, Isyarat, atau tulisan.

Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa;
1. Jika yang digunjing tidak tersinggung atau benci atau malah tambah suka maka tidak termasuk ghibah.
2. Menggunjing tidak terbatas pada ucapan. Isyarat dan menulis kejelekan seseorang dimedia termasuk menggunjing.

Bagaimana jika kejelekan tersebut benar-benar ada pada diri orang yang digunjing apakah termasuk ghibah juga? Rasululloh bersabda;

أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوْا: اَللهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، قِيلَ: أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ؟ قَالَ: إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّه
"Tahukah kalian apa itu ghibah (menggunjing)" Para sahabat menjawab "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu".  Kemudian beliau bersabda "Ghibah adalah engkau membicarakan tentang saudaramu sesuatu yang dia benci". Ada yang bertanya "Wahai Rasulullah bagaimana jika yang kami katakan itu ada pada dirinya" Beliau menjawab "Jika yang kalian katakan itu benar berarti kalian telah berbuat ghibah dan jika apa yang kalian katakan tidak benar, berarti kalian telah berkata dusta.

Termasuk ghibah memperagakan/meniru-niru orang lain, misalnya berjalan dengan pura-pura pincang atau pura-pura bungkuk yang hal ini berarti merendahkan dia. Sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits

قَالَتْ وَحَكَيْتُ لَهُ إِنْسَانًا فَقَالَ : مَا أُحِبُّ أَنِّيْ حَكَيْت ُإِنْسَانًا وَ إِنَّ لِيْ كَذَا‘
Aisyah berkata : “Aku meniru-niru (kekurangan/cacat) seseorang pada Rosul”. Maka Nabi saw pun berkata ”Saya tidak suka meniru-niru (kekurangan/cacat) seseorang (walaupun) saya mendapatkan sekian-sekian”.

Kesimpulannya, inti dari ghibah adalah menyakiti hati orang lain. Berarti segala bentuk ucapan, perbuatan yang dapat melukai hati orang lain termasuk ghibah baik aib itu benar ada atau tidak.

Semoga berkah, Amiin..

No comments:

Post a Comment