Saturday, February 20, 2016

Gambaran Cinta Nabi Saw Kepada Umatnya

Pada suatu hari Rasulullah ditemui oleh malaikat Jibril. Rosul bertanya “Ada apa wahai Jibril?”. Dia menjawab “Wahai Muhammad! sesungguhnya hari ini Allah swt sedang mengobarkan nyala api Neraka dan seluruh malaikat amat ketakutan, mereka tidak tahu harus bagaimana. Untung aku ingat bahwa engkau adalah sumber cinta dan sayang Allah kepala alam semesta. Dengan alasan itu aku kesini, bertabaruk dengan cinta Allah  kepada dirimu.”Rasulullah saw terdiam beberapa saat.

Nabi Muhammad saw bertanya “Wahai Jibril! ceritakan padaku bagaimanakah neraka itu sesungguhnya”. Jibril menjawab “Wahai Muhammad! Neraka itu bagaikan lubang-lubang yang terdiri dari 7 tingkat. Jarak antara satu lobang dengan yang lain ialah perjalanan 70 tahun. Lubang yang paling bawah adalah yang paling panas". Nabi saw meneruskan pertanyaannya "Lalu siapakah penghuni lubang lubang neraka itu wahai Jibril?”. Malaikat menjawab “Lubang yang paling bawah diciptakan untuk orang orang munafik, lubang berikutnya untuk penyembah berhala, lalu untuk penyembah bintang dan matahari". Jibril terus menerangkan penghuni tingkatan neraka hingga lubang yang ke lima tempatnya umat Yahudi dan ke enam Nasrani.

Setelah menjelaskan penghuni 6 tingkatan Neraka, Jibril diam cukup lama. Rasulullah saw penasaran dan bertanya “Wahai Jibril! siapakah penghuni neraka yang ke 7?”. Jibril diam saja tidak menjawab. Rasul saw bertanya lagi, tapi Jibril tetap diam. Nabi saw tambah penasaran dan mendesak jibril agar dijawab pernyaannya. Akhirnya Jibril berkata “Umatmu wahai Muhammad! mereka itu para pelaku dosa besar di kalangan Umatmu yang dimana sampai mereka mati belum sempat bertaubat.” Mendengar jawaban Jibril Rasulullah saw langsung jatuh pingsan. Jibril merangkulnya dan meletakkan tubuh baginda di atas pangkuannya.

Tak berapa lama Rasulullah saw sadar dan langsung menangis bersimbah air mata. Dengan terisak isak Nabi saw bertanya “Wahai Jibril! apakah benar ada di antara umatku yg masuk neraka?”. Jibril mejawab “Benar wahai Muhammad! pelaku dosa besar di antara umatmu yang belum bertaubat". Setelah itu Nabi saw langsung menghadap kiblat dan sujud kepada Alloh saw dalam isak tangisnya. Sesekali dengan suara pelan beliau membisikkan kata-kata "Ummati ya Rabb, ummati, ummati, ummati. Beliau saw tidak mengangkat kepalanya dalam keadaan seperti itu selamat tiga hari tiga malam kecuali setiap Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan, barulah beliau bangkit untuk menjadi imam dan setelahnya kembali sujud lagi.

Pada hari ketiga, Abu Bakar ra menyadari hal ini, beliau mengetuk pintu Rasulullah saw dan mengucapkan salam tiga kali, namun tidak ada jawaban. Abu Bakar ra sedih dan berseru di depan pintu Nabi “ Apakah ada jalan untuk masuk kerumah Rasulullah”. Tetap tidak ada jawaban. Lalu beliau menangis dan melangkah pulang. Di jalan beliau bertemu sahabat Umar “Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?”. Abu Bakar menceritakan keadaan Rasul saw. Maka Umar ra pun melangkah ke rumah Nabi saw dan terjadilah hal yg sama. Umar pun pulang dan menangis. Di jalan beliau bertemu Salman Al Farisi. Dengan terisak-isak Umar bercerita kepada Salman hingga membuat dia amat sedih, namun dia tidak berani mengulang hal yang sama.

Salman melangkah ke rumah Fatimah dan menceritakan hal itu. Setengah berlari Fatimah menuju rumah Ayahnya saw dan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Mendengar suara lembut putri tercinta, sejuklah dada Nabi saw. Rasul saw bangkit dari sujud dan membuka pintu. Alangkah terkejutnya Fatimah ra melihat beliau yang amat kurus dan pucat. Fatimah memeluk beliau lalu menangis. “Wahai ayahanda! apa yang terjadi? mengapa engkau sedih seperti ini?”. Rasulullah saw kembali menangis dan berkata dengan suara lirih “Wahai Fatimah! belahan jiwaku, bagaimana mungkin aku tidak sedih sedangkan Jibril mengatakan akan ada kelak umatku yang akan masuk neraka". Fatimah dan Ayahnya saw sama-sama menangis bersimbah air mata.

No comments:

Post a Comment