Monday, March 20, 2017

DI BALIK USIA 40 TAHUN

Bila Usia 40 Tahun,
Maka manusia mencapai puncak kehidupannya baik dari segi fisik, intelektual, emosi, maupun spiritualnya. Ia telah meninggalkan masa mudanya dan melangkah ke masa dewasa yang sebenar-benarnya.

Bila Usia 40 Tahun,
Jika ada orang yang telah mencapai usia ini, namun belum ada juga minatnya terhadap agama, maka bisa jadi pertanda yang buruk dari kesudahan umurnya didunia...

Bila Usia 40 Tahun,
Maka tidak lagi banyak memikirkan "masa depan" keduniaan, mengejar karir dan kekayaan. Tetapi sudah jauh berpikir tentang nasibnya kelak di akhirat...              
Imam Malik rahimahullah berkata :
"Aku dapati para ahli ilmu di negeri kami mencari dunia dan berbaur dengan manusia hingga datang kepada mereka usia 40 tahun. Jika telah datang usia tersebut kepada mereka, mereka pun meninggalkan manusia (yaitu lebih banyak konsentrasi untuk meningkatkan ibadah dan ilmu)"
(At-Tadzkiroh hal 149).

Imam asy-Syafi’i rahimahullah tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat.Jika ditanya, maka beliau menjawab :
"Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir.
Demi Allah, aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar.
Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar.
Komitmenku sekarang seperti itu juga.
Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap tinggal di dunia.
Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia.
Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk-pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku.
Di antara aku dan dia ada Allah"

Abdullah bin Dawud rahimahullah berkata :
"Kaum salaf, apabila diantara mereka ada yang sudah berumur 40 tahun,
ia mulai melipat kasur, yakni tidak akan tidur lagi sepanjang malam, selalu melakukan shalat, bertasbih dan beristighfar. Lalu mengejar segala ketertinggalan pada usia sebelumnya dengan amal-amal di hari sesudahnya."

حَتَّى إَذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِيْنَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِى أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى إِنِّى تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ

"...Sehingga apabila dia telah dewasa dan usianya sampai 40 tahun, ia berdoa : "Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku, dan agar aku dapat berbuat amal shalih yang Engkau ridhai, dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir terus sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertaubat kepada-Mu dan sungguh aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
(QS. Al-Ahqaf 46)

BUAT APA ALLAH SWT MENCIPTAKAN AHLI MAKSIAT

Seorang Arab bertanya kepada Maulana Umar Palanpuri yang memberikan bayan di Mekkah, buat apa mereka itu dijadikan orang-orang yang menentang kepada agama seperti Firaun, Qorun, Hamman, Namrud, dan lain-lain. Kata dia lebih baik orang yang macam itu tidak usah diciptakan oleh Allah, supaya para Nabi ini lancar, dan usaha agama ini lancar. Buat apa diciptakan orang macam mereka itu.

Lalu ulama ini menjawab dengan bijak, “Wahai saudara, adakah saudara mengetahui telur ayam ?”

Lalu jawab si arab tersebut, “Ya, saya mengetahui telur ayam.”
Lalu si ulama ini bertanya lagi, “Kalau telur ayam itu dipecah terdiri daripada apa ?” si Ulama melanjutkan bahwa telur ayam itu terdiri daripada kulit telur, putih telur, dan kuning telur. Kalau telur ayam itu menetas yang menjadi anak ayam itu adalah dari kuning telur dan putih telur. Kulit telor tidak akan menjadi anak ayam.

Kalau telor tadi dimakan, digoreng maksudnya, itupun yang dimakan oleh manusia itu hanya kuning telur dan putih telur, tetapi kulit telor ini tidak dimakan. Jadi Kulit telor ini tidak bisa jadi anak ayam dan tidak bisa pula untuk dimakan. Kalau kita bertanya kepada Allah buat apa kulit telur itu diciptakan, tidak bisa dimakan dan tidak pula bisa jadi anak ayam. Tentu jawabannya telor tidak akan jadi anak ayam kalau tidak ada kulitnya. Dan telor tidak akan bisa dimakan kalau keluar daripada pantat ayam tanpa kulitnya, tidak ada yang mau memakannya. Ini karena isi telor tadi keluar tanpa kulit telur, sehingga menjadi najis. Jadi putih telur dan kuning telur ini akan bermanfaat jika ada kulit telur.

Begitu pula orang-orang yang berbuat salah kepada kita, yang menguji, atau para penentang agama, ini seperti kulit telur atas telor. Untuk menetaskan orang menjadi penyabar, menjadi pemaaf, menjadi beriman, adalah karena adanya orang-orang yang menentang kepada usaha agama ini. Jadi sebetulnya yang menaikkan derajat Nabi Musa AS, sampai kepada derajat Nabi yang Ulul Azmi ( 5 Nabi yang paling Mulia ), ini dikarenakan adanya tantangan daripada Firaun. Naiknya derajat Rasullullah SAW sampai kepada derajat Ulul Azmi dan derajat Sayyidul Anbiya karena penentangan daripada Abu Jahal, Abu Lahab, dan lain-lain.

Thursday, March 16, 2017

MANFAAT SUCI DALAM KEADAAN TIDUR

Sebelum menutup lembar kegiatan hari ini dengan istirahat di malam hari, mari kita membasuh muka dan anggota badan lainnya dengan air wudhu. Sebab bila kita tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bermalam bersama kita dan mendoakan diri kita dengan ampunan.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

‎مَنْ بَاتَ طَاهِرًا بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، لاَ يَسْتَيْقِظُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلاَّ قَالَ الْمَلَكُ:  اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فَلاَنًا، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا.

Barang siapa yang bermalam dalam keadaan suci, maka ada satu malaikat ikut bermalam di syi’ar-nya. Tidaklah ia terbangun sesaat pada malam hari melaikan malaikat itu berkata: “Ya Allah, berilah ampunan bagi hamba-Mu Fulan, sebab ia bermalam dalam keadaan suci.” (Hadis hasan riwayat Ibnul Mubarak. Lihat: ash-Shahihah No 2539)

Pada riwayat lain beliau bersabda:

‎طَهِّرُوْا هَذِهِ اْلأَجْسَادَ طَهَّرَكُمُ اللَّهُ، فَإِنَّهُ لَيْسَ عَبْدٌ يَبِيْتُ طَاهِرًا إِلاَّ بَاتَ مَعَهُ مَلَكٌ فِي شِعَارِهِ، لاَ يَنْقَلِبُ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ إِلاَّ قَالَ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا.

Sucikanlah tubuh kalian -semoga Allah menyucikan kalian-, sebab tidaklah seorang hamba bermalam dalam keadaan suci, melainkan akan ada satu malaikat ikut bermalam di syiar-nya, tidaklah ia berbalik sesaat pada malam hari melainkan malaikat itu berkata: “Ya Allah, ampunilah hamba-Mu Fulan, sebab ia bermalam dalam keadaan suci. (Hadis hasan. Lihat Shahih al-Jami’ No 3936)

Arti “ syiar “ pada hadis di atas adalah pakaian, kain atau semisalnya yang menempel pada badan seseorang.

SEKIRANYA MENINGGAL PADA MALAM ITU

Bila seseorang bersuci, lalu membaca doa di bawah ini, kemudian ternyata ia meninggal dunia pada malam harinya, maka ada keutamaan khusus baginya.

Dari al-Bara' bin 'Azib a ia berkata: Nabi SAW berkata kepadaku: "Jika  engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu rebahkan (badanmu) di atas bahu sebelah kanan kemudian ucapkanlah:"

‎اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إِلَيْكَ، اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ.

Ya Allah, aku serahkan wajahku (hatiku) kepada-Mu, aku pasrahkan urusanku kepada-Mu, dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap (akan rahmat-Mu) dan cemas (akan siksa-Mu), tiada perlindugan dan pertolongan dari (siksa-Mu) kecuali hanya kepada-Mu, ya Allah aku beriman dengan kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan Nabi-Mu yang telah Engkau utus].” Apabila engkau meninggal dunia pada malam itu, niscaya engkau dalam keadaan fitrah (di atas sunnah). Dan jadikanlah doa tersebut sebagai ucapan terakhirmu.  (HR. al-Bukhari No 247)

Suci itu baik.
Suci itu indah.
Suci itu bermartabat.
Suci itu membawa keberkahan.
Suci itu tersambung dgn Allah dan RasulNya.
Kotor itu hina, aib, derita, akan membawa permusuhan dan penyesalan.

@Al Habib Quraisy Baharun
.
Gb..
Subhaanalloh.. lihatlah Habibana Mundzir Al Musawa ketika tidur.
Beginilah cara tidur Rasululloh :
- miring ke kanan, ke arah kiblat
- telapak tangan kanan diletakkan di bawah wajah
.
اللهم صل علي سيدنا محمد و علي اله و صحبه وسلم
.

MANFAAT PERUT LAPAR

Wanita kelaparan selama 6 bulan

عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى لله عليه وسلم : أحبكم إلى الله تعالى أقلكم طعما وأخفكم بدنا.
Kanjang nabi dawuh: Paling cintanya Allah pada kalaian semua yang paling sedikitnya makan dan paling rampingnya badan. Hadis hasan, dikutip dalam kitab Faidul qodir ala syarhu Jami'us shoghir, juga Kanjul amal fi sunani aqwal wal af'al.

barikut saya terjemah sebagaian atsar tentang pentingnya lapar. 
...
Imam Syafi'i dawuh : Tidak lah beruntung seorang yang gemuk kecuali Muhammad bin Al Husin.

Nabi Yahya Alahi salam,  pernah kenyang karena memakan roti sehingga tidur meninggalkan wiridnya, lalu Allah menurunkan wahyu " Wahai Yahya apakah engkau pernah menemukan rumah ada yang lebih bagus daripada rumahKu?  dan Tetangga yang lebih baik dari bertetangga denganKu? Demi kemulyaanKu dan keagunganKu, andai engkau melihat surga firdaus niscaya akan hancur badanmu dan binasa ruhmu, karena rindu/cinta, dan andai engkau melihat jahannam,  niscaya engkau akan menagis nanah setelah air mata dan engkau akan memakai baju besi setelah baju tenun.

As-syadily dawuh: Saya pernah lapar 80 hari, lalu saya kawatir sesuatu menimpaku, lalu datang seorang wanita keluar dari gua dengan wajah bercahaya bagaikan matahari indahnya, wanita itu berkata " Tidak akan terjadi apa_seorang yang lapar selama 80 hari, lihatlah apa yang ditunjukkan tuhan, dan ketahuilah saya tidak makan sama sekali selama 6 bulan.

Al-Ghozali dawuh: Termasuk pintu-puntu besarnya syetan adalah kenyang walau dari perkara halal, karena kenyang bisa menguatkan syahwat dan senjata syetan.

. 221 - (أحبكم إلى الله أقلكم طعما) بضم الطاء أكلا ، وكنى به عن الصوم لأن الصائم يقل أكله غالبا أو هو ندب إلى إقلال الأكل فلا يأكل إلا ما يتقوى به على العبادة وما لا بد منه للمعاش (وأخفكم بدنا) أوقعه موقع التعليل لما قبله فإن من قل أكله خف بدنه ومن خف بدنه نشط للعبادة وللعبادة تأثير في تنوير الباطن وإشراقه وخفة البدن أمر محمود والسمن مذموم قال الإمام الشافعي : ما أفلح سمين قط إلا محمد بن الحسن وذلك لأن العاقل إنما يهتم لآخرته ومعاده أو لدنياه ومعاشه والشحم مع الغم لا ينعقد فإذا خلي من المعنيين صار في عداد البهائم فانعقد شحمه ، وقد تطابقت الأخبار والآثار على ذم الشبع ، والجوع أساس سلوك الطريق إلى الله سبحانه وتعالى فلذلك خص بالأحبية . قالوا شبع يحيى ابن زكريا عليه الصلاة والسلام ليلة من خبز الشعير فنام عن ورده فأوحى الله تعالى إليه يا يحيى هل وجدت دارا خيرا من داري وجوارا خيرا من جواري ؟ وعزتي وجلالي لو اطلعت على الفردوس إطلاعة لذاب جسمك وزهقت روحك اشتياقا ولو اطلعت على جهنم إطلاعة لبكيت الصديد بعد الدموع ولبست الحديد بعد النسوج ، وقال الشاذلي جعت مرة ثمانين يوما فخطر لي أيحصل لي من ذلك شئ وإذ بامرأة خرجت من مغارة كأن وجهها الشمس حسنا وهي تقول : منحوس جاع ثمانين يوما فأخذ يدل على ربه بعمله ها أنا لي ستة أشهر لم أذق طعاما قط ، قال الغزالي : من أبواب الشيطان العظيمة الشبع ولو من حلال فإنه يقوي الشهوات وهي أسلحة الشيطان .

MATINYA SEORANG ULAMA ADALAH MUSIBAH

إنا لله و إنا إليه راجعون

اذا مات العالم بكت عليه اهل السموات والارض سبعين يوما

"Jika seorang alim wafat, maka semua penghuni langit dan bumi berduka selama 70 hari".

من لم يحزن لموت العالم فهو منافق ...

“Barangsiapa yang tidak sedih dengan kematian ulama maka dia adalah munafik....!”

😭
Menangislah, karena meninggalnya seorang ulama adalah sebuah perkara yang besar di sisi Allah. Sebuah perkara yang akan mendatangkan konsekuensi bagi kita yang ditinggalkan, jika kita ternyata bukan orang-orang yang senantisa mendengar petuah mereka. Menangislah, jika kita ternyata selama ini belum ada rasa cinta di hati kita kepada para ulama.

موت العالم مصيبة لا تجبر، وثلمة لا تسد، ونجم طمس، وموت قبيلة أيسر من موت عالم

“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak tergantikan, dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah/ringan dari pada meninggalnya satu orang ulama”

هل تدرون ما ذهاب العلم قلنا لا قال ذهاب العلماء

"Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan hilangnya ilmu itu?, kami menjawab: '(kami) tidak tahu', ia berkata: 'Meninggalnya para ulama`' ".

موت ألف عابد قائم الليل صائم النهار أهون من موت عالم بصير بحلال الله وحرامه

"Meninggalnya seribu orang beribadah juga qiyam al-lail lagi berpuasa di siang hari lebih ringan daripada meninggalnya seorang berilmu yang mengetahui yang dihalalkan dan diharamkan Allah Swt."

إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من الناس ، ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يترك عالما اتخذ الناس رءوسا جهالا فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا

“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu dari hambanya, tetapi mencabut ilmu dengan mencabut para ulama. Sehingga ketika Allah tidak menyisakan satu ulama, maka manusia mengangkat pemimpin-pemimpin bodoh, mereka ditanya kemudian memberi fatwa tanpa ilmu, maka mereka sesat dan menyesatkan”

Doa Janazah

اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثاَنَا. اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلِإسْلاَمِ وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلِإيْمَانِ. اَللَّهُمَّ لَاتََحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تَُضِلَّنَا بَعْدَهُ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن آمين يَا رَبَّ العَالَمِينَ

بجاه النبى صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم
وبسّر الفاتحة...

Saturday, March 11, 2017

TANDA-TANDA ULAMA AKHIRAT

Imam Nawawi Banten dalam kitabnya Qami'ut Tughyan berkata:

ثم اعلم أن العالم الآخرة ثلاث علامات (احداها) أن لايطلب الدنيا بعلمه، (والثانية) أن يقصد بالإشتغال بالعلوم السعادة الأخروية فيكون مهتما بعلم الباطن لسياسة القلب (والثالثة) أن يكون معتمدا في علومه على التقليد لصاحب شريعة في أقواله وأفعاله

Ketahuilah,ada tiga ciri atau tanda bahwa seorang alim disebut ulama akhirat

✔Pertama,ilmunya tidak digunakan untuk mencari dunia.

✔Kedua,mereka bermaksud dan menanamkan keinginan ketika menyibukkan jiwa raganya dalam ilmu untuk meraih kebahagian akhirat,maka kemudian sangat merasa penting dan tertarik kepada ilmu bathin untuk bagaimana mensiasati serta menata qolbunya.

✔Ketiga,mereka tetap menyandarkan diri atau bertaqlid kepada shohibisy syari'ah yaitu Allah dan rosulNYA dengan mengikuti perjalanan ulama salaf sebelumnya baik dalam ucapan maupun pekerjaannya.

ثم إن لعدم طلب الدنيا بالعلم خمس علامات (الأولى) أن لا يخالف قوله ما يفعله فيكون هو أول فاعل للمأمورات وتارك للمنهيات
(والثانية) أن يعتني بالعلم على حسب طاقته ويرغب في الطاعة ويتوقى عن علم يكثر الجدال
(والثالثة) أن يجتنب ترفه طعام ومسكن وأثاث ولباس
(والرابعة) أن ينقبض عن مخالطة السلطان إلا للنصح له أو للدفع مظلمة أو للشفاعة في مرضاة الله تعالى
(والخامسة) أن لايسارع إلى الفتوى بل يقول اختياطا اسأل من يكون أهلا للفتوى وأن يمتنع عن الإجتهاد اذا لم يتعين عليه بل يقول لا أدري إذا لم يسهل الإجتهاد عليه.

Kemudian,bahwa ilmu agama tersebut tidak digunakan untuk mencari dunia semata,ada lima tanda :

☑Pertama,tidak bertolak belakang apa yang diucapkannya dengan apa yang dikerjakannya.mereka orang yang paling depan dalam melaksanakan perintah Allah dan rosulNYA,demikian juga dalam menjauhi laranganNYA (menjadi suri tauladan bagi umat)
   
☑Kedua,selalu berhati-hati semampunya dalam masalah ilmu,dan sangat suka melaksanakan taat,serta selalu menjaga dari menyampaikan ilmu yang banyak mengundang pertikaian
   
☑Ketiga,menjauhi bermewah-mewah dalam makanan,tempat tinggal,perlengkapan rumah tangga dan pakaian.
   
☑Keempat,membatasi diri dari bergaul dengan sulthon atau pemerintah,kecuali dalam rangka menasehatinya ,atau dalam rangka menolak kedzalimannya atau dalam rangka memberikan pertolongan atau kontribusi untuk mencari ridho ALLAH.
   
☑Kelima,tidak tergesa-gesa dalam berfatwa,namun dia berkata : carilah orang yang ahli dalam hal ini...", serta menolak untuk melakukan ijtihad ketika ia tidak dalam posisi fardhu ain dalam memfatwakannya,bahkan ia mengatakan :" saya tidak mengetahui masalah ini..." ketika tidak mudah ijtihad atasnya.

wallahu a'lam

Sunday, March 5, 2017

KHILAFIYAH IMAM SYAFII DENGAN IMAM MALIK TENTANG RIZQI

Pernah terjadi perbedaan pendapat antara kedua Imam Besar Madzhab, Imam Malik dan Imam Syafi'i tentang rezeki. Imam malik berpendapat bahwa adanya rezeki itu tidak membutuhkan sebab, bahkan hanya dengan tawakkal yang benar kepada Allah manusia diberi rezeki. Beliau memandang dan bersandar pada Hadits :
لو توكلتم على الله حق توكله لرزقكم كما يرزق الطير تغدو خماصا وتروح بطانا
"Jika kalian bertawakkal pada Allah dengan tawakkal yang benar, pasti Dia akan memberimu rezeki seperti Dia memberi rezeki burung yang terbang mencari pangan dalam keadaan perut kosong dan kembali dengan kenyang"

Sedangkan Imam Syafi'i, memandang dari sisi lain, bahwa "jika burung itu tidak pergi dan kembali, ya tidak akan mendapat rezeki", yakni memang harus ada usaha.
Mereka tetap berpendapat masing-masing, Imam Malik memandang sisi awal hadits, dan murid beliau, Imam Syafi'i memandang dari sisi akhirnya.

Pada suatu hari, sang murid (Imam Syafi'i) ingin mencari kebenaran akan pendapat gurunya, Imam Malik. Akhirnya beliau bingung dan berpikir di luar, tiba-tiba Imam Syafi'i bertemu dengan seorang yang tua renta berjalan membawa bungkusan berisi kurma yang banyak dan berat, sehingga Imam Syafi'i berkehendak untuk menolongnya.
"Biar saya saja yang bawa, Pak. Saya antarkan ke rumah Anda" kata beliau.
Setelah sampai di rumahnya, pak tua tersebut memberi Imam Syafi'i sebagian dari kurma itu sebagai rasa terima kasih telah membantu.
Seketika, hati Imam Syafi'i bergejolak dan berkata "Nah, sekarang benar kan pendapatku, kalau aku tidak menolongnya membawakan bungkusan itu aku tidak akan mendapat kurma ini!".

Lalu beliau cepat-cepat menuju sang guru dan beliau juga membawa kurmanya sebagai bukti sekaligus 'hadiah' untuk sowan kepada Imam Malik. Setelah menceritakan apa yang terjadi, Imam Malik tersenyum dan mengambil satu buah kurma yang dibawanya lalu diletakkan di mulut beliau, sambil berkata :
"NAH, KAU MEMBAWAKAN REZEKIKU KESINI, TANPA AKU HARUS BERSUSAH PAYAH UNTUK BERUSAHA...😊".