Thursday, April 28, 2016

KAROMAH HABIB AHMAD BIN MUHAMMAD AL MUHDHOR

Peristiwa ini terjadi pada saat musim haji tahun 1250 Hijriyyah. Saat itu hari jumat, Masjidil Haram penuh dengan jamaah haji. Matahari terasa sangat panas seakan-akan memanggang kota Makkah. Seorang khatib berdiri di atas mimbar. Dia membacakan sebuah khutbah yang teramat panjang. Jamaah tersiksa oleh sengatan matahari dan keringan bercucuran deras. Maklum, saat itu musim panas. Selesai khutbah, sang Khatib mengimami sholat. Anehnya, sholat kali ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yang dia baca pun yang pendek-pendek.

Seusai salam, ada seorang jamaah menghampiri sang khatib. Orang itu bernama Habib Ahmad bin Muhammad Al Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat. Lalu tanpa diduga, Al Habib menggebuk sang khatib dengan tongkat sembari berkata-kata lantang, "Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah saw. Mestinya kamu meringkas khotbah dan memanjangkan sholat."

Khatib itu berteriak kesakitan, "Ayyuhan Nas, aku dipukuli oleh seorang Hadrami." Habib Ahmad menimpali, "Aku bukan Hadrami." Dia lalu bersenandung, "Kami mengenal Batha' (sebuah daerah di Makkah) dan ia mengenal kami. Bukit Shafa dan Baitullah mencintai kami."

Kota Makkah geger, Sang Amir, Syarif Muhammad bin Awan geram dan diperintahkan polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghukumnya di depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadrami. Mereka mengkhawatirkan nasib habib tercinta itu. "Tak usah khawatir, Ibundaku, Khadijah binti Khuwailid, selalu bersamaku. Aku akan berlindung di tempatnya", kata habib Ahmad menenangkan.

Saat itu juga Al Habib bergegas menuju kubah Sayyidah Khadijah Ra. Pasukan aparat keamanan mengejar di belakangnya. Ketika sampai di depan kubah, peristiwa ajaib terjadi, pintu kubah terbuka dengan sendirinya. Habib Ahmad pun masuk, dan pintu itu tertutup kembali.

Para aparat berusaha membuka, namun tak kuasa. Mereka menemui juru kunci kubah dan meminta kuncinya. Namun ia enggan menyerahkan. "Takkan kuberikan kunci ini kepada siapa pun." Kata juru kunci. Akhirnya dengan luapan amarah, mereka mengambil secara paksa dan mereka berhasil membuka pintu kubah.

Ajaib, Habib Ahmad tak kelihatan disitu. Mereka terus mencari namun hasilnya nihil. Al Habib seperti raib di perut bumi. Para polisi akhirnya menyerah. Mereka melapor pada Syarif Muhammad perihal kejadian luar biasa itu. Syarif merasa takjub. Dia kemudian menanyai warga Hadrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad. Ketakjubannya kian membumbung kala mengetahui kesejatian sosok Habib yang alim itu.

Penguasa Makkah itu kemudian mengadakan jamuan istimewa untuk Habib Ahmad sebagai tanda maaf. Al Habib menyambut hangat. Di tengah jamuan itu, Syarif Muhammad membujuk Habib Ahmad agar bersedia menetap di Makkah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun tidak. "Aku tanyakan dulu kepada ibundaku, Khadijah Al Kubra," katanya.

Beberapa hari kemudian, Al Habib mendatangi Syarif dan memberi kabar, "maaf Amir, Ibunda Khadijah menghendaki aku untuk kembali ke Quwereh."
Disarikan dari FB Kumpulan Foto Ulama dan Habaib

Wednesday, April 27, 2016

TERKADANG MAKSIAT LEBIH BAIK DARI TAAT

Ibnu Athaillah berkata dalam Kitabnya Al Hikam

ربما فتح لك باب الطاعة وما فتح لك باب القبول وربما قضى عليك بالذنب فكان سبباً في الوصول
"Terkadang Allah swt membukakan pintu taat untukmu, tapi Allah swt tidak membukakan pintu penerimaan untukmu. Terkadang Allah swt menetapkan dosa atasmu, kemudian dosa itu menjadi sebab sampainya dirimu kepada-Nya".

Hamba yang sudah taat tidak boleh sombong karena ketaatannya tidak bermakna jika Allah swt tidak menerimanya. Taat adalah kewajiban hamba, sedangkan diterima atau tidaknya amal kita adalah hak prerogratif Allah swt.

Hamba yang bergumul dengan dosa, jangan pernah putus asa, karena setiap tetes air mata penyesalan adalah cara Allah swt memanggil kembali ke jalanNya. Boleh jadi perbuatan dosa yang dilakukan oleh seorang hamba merupakan jalan baginya untuk menemukan kembali kasih sayang dan ampunan-Nya.

Ibnu Athaillah melanjutkan perkataannya,

فمعصية أورثت ذلا و افتقارا خير من طاعة أورثت عزا واستكبارا
"Kemaksiatan yang membuat merasa hina dan butuh di hadapan Allah swt adalah lebih baik dari pada ketaatan yang membuat merasa mulia dan sombong."

Tuesday, April 26, 2016

ADA APA, MENGAPA RASULULLAH SAW MENANGIS

Pada suatu hari Rasulullah saw ditemui oleh malaikat Jibril. Rasul bertanya “Ada apa wahai Jibril?”. Jibril menjawab, “Wahai Muhammad, sesungguhnya hari ini Allah swt sedang mengobarkan nyala api Neraka dan seluruh malaikat amat ketakutan, mereka tidak tahu harus bagaimana. Untung aku ingat bahwa engkau adalah sumber cinta dan sayang Allah swt kepala alam semesta. Dengan alasan itu aku kesini, bertabaruk dengan cinta Allah  kepada dirimu".

Rasulullah saw terdiam beberapa saat. Kemudian bertanya lagi, “Wahai Jibril, ceritakan padaku bagaimanakah neraka itu sesungguhnya”. Jibril menjawab “Wahai Muhammad, Neraka itu bagaikan lubang-lubang yang terdiri dari 7 tingkat. Jarak antara satu lubang dengan yang lain ialah perjalanan 70 tahun. Lubang yang paling bawah adalah yang paling panas".

Nabi saw meneruskan pertanyaannya, "Lalu siapakah penghuni lubang-lubang neraka itu wahai Jibril?”. Jibril menjawab, “Lubang yang paling bawah diciptakan untuk orang orang munafik, lubang berikutnya untuk penyembah berhala, lalu untuk penyembah bintang dan matahari". Jibril terus menerangkan penghuni tingkatan neraka hingga lubang yang ke 5 tempatnya umat Yahudi dan yang ke 6 dihuni oleh umat Nasrani.

Setelah menjelaskan penghuni 6 tingkatan Neraka, Jibril diam cukup lama. Rasulullah saw penasaran dan bertanya kembali, “Wahai Jibril, siapakah penghuni neraka yang ke 7?”. Jibril diam saja tidak menjawab. Rasulullah saw mengulangi pertanyaannya, tapi Jibril tetap diam.

Rasulullah saw tambah penasaran dan mendesak jibril agar dijawab pernyaannya. Akhirnya Jibril pun berkata, “Umatmu wahai Muhammad, mereka itu para pelaku dosa besar di kalangan umatmu yang dimana sampai mereka mati belum sempat bertaubat".

Mendengar jawaban Jibril, Rasulullah saw langsung jatuh pingsan. Jibril merangkulnya dan meletakkan tubuh baginda di atas pangkuannya.

Tak berapa lama Rasulullah saw sadar dan langsung menangis bersimbah air mata. Dengan terisak-isak Rasulullah saw mempertegas pertanyaannya, “Wahai Jibril, apakah benar ada di antara umatku yg masuk neraka?”. Jibril mejawab “Benar wahai Muhammad, pelaku dosa besar di antara umatmu yang belum bertaubat".

Setelah itu Rasulullah saw langsung menghadap kiblat dan sujud kepada Allah saw dalam isak tangisnya. Sesekali dengan suara pelan beliau membisikkan kata-kata "Ummati ya Rabb, ummati, ummati, ummati.

Beliau saw tidak mengangkat kepalanya dalam keadaan seperti itu selamat 3 hari 3 malam kecuali setiap Bilal bin Rabah mengumandangkan adzan, barulah beliau bangkit untuk menjadi imam dan setelah itu kembali sujud lagi.

Pada hari ke 3, Abu Bakar ra menyadari hal ini, beliau mengetuk pintu Rasulullah saw dan mengucapkan salam 3 kali, namun tidak ada jawaban. Abu Bakar ra sedih dan berseru di depan pintu Nabi saw, “ Apakah ada jalan untuk masuk kerumah Rasulullah”. Tetap tidak ada jawaban. Lalu beliau menangis dan melangkah pulang.

Di jalan beliau bertemu sahabat Umar  ra, “Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?”. Abu Bakar ra menceritakan keadaan Rasulullah saw. Maka Umar ra pun melangkah menuju rumah Nabi saw dan terjadilah hal yang sama. Umar pun pulang dan menangis.

Di jalan beliau bertemu Salman Al Farisi ra. Dengan terisak-isak Umar ra bercerita kepada Salman ra hingga membuat dia amat sedih, namun dia tidak berani mengulangi hal yang sama.

Salman melangkah menuju rumah Fatimah ra dan menceritakan hal itu. Setengah berlari Fatimah ra menuju rumah Ayahnya saw dan mengetuk pintu sambil mengucapkan salam. Mendengar suara lembut putri tercinta, sejuklah dada Nabi saw. Rasullah saw bangkit dari sujud dan membuka pintu.

Alangkah terkejutnya Fatimah ra melihat beliau yang amat kurus dan pucat. Fatimah memeluk beliau saw lalu menangis. “Wahai ayahanda, apa yang terjadi? mengapa engkau amat sedih seperti ini?”. Rasulullah saw kembali menangis dan berkata dengan suara lirih, “Wahai Fatimah, belahan jiwaku, bagaimana mungkin aku tidak sedih sedangkan Jibril mengatakan akan ada kelak umatku yang akan masuk neraka". Fatimah dan Ayahnya saw sama-sama menangis bersimbah air mata.

Semoga kita termasuk orang-orang yang dicintai oleh Rasulullah saw dan mendapat syafaat dari beliau, amiin.

Di like ya halaman facebookku, siapa tahu ada manfaatnya.

Sunday, April 24, 2016

Kisah Sekh Abdullah Memijat Kaki Kuda Cucu Rasulullah saw

Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan merupakan seorang yang selalu dan sangat memuliakan akan dzurriat baginda Rasulullah saw.

Diceritakan suatu ketika ada seorang Habib dzurriyyatnya baginda Rasulullah saw ingin menguji cintanya syekh Abdullah Basaudan kepada dzurriyyatnya baginda Rasulullah saw.

Sang Habib menemui syekh Abdullah Basaudan dirumahnya dan kudanya sang Habib diikat didepan rumah syekh Abdullah Basaudan.

Dirumah itu sang Habib dijamu dan dilayani dengan lemah lembut oleh syekh Abdullah Basaudan. Sang Habib berkata, "Wahai tuan Syekh, bolehkah aku bermalam dirumahmu." Syekh Abdullah Basaudan menjawab, "Silahkan wahai habib."

Pada saat itu sang Habib ingin langsung istirahat dan syekh Abdullah Basaudan mengantarkan sang Habib ke kamar yang sudah dipersiapkan.

Syekh Abdullah Basaudan ketika itu hendak memijit kaki sang Habib, lalu beliau berkata, "Wahai syekh Abdullah Basaudan, engkau tidak usah memijit aku tapi pijitlah kaki kudaku yang kelelahan itu."

Seketika itu juga tanpa membantah sepatah kata pun syekh Abdullah Basaudan langsung memijit kaki kuda sang Habib. Setelah selesai barulah syekh Abdullah Basaudan memijit kakinya sang Habib sampai sang Habib tertidur dan syekh Abdullah Basaudan pun tidur di ruang tamu.

Pada saat itu baginda Rasulullah saw menghampiri syekh Abdullah Basaudan dalam mimpinya dan baginda Rasulullah saw berkata, "Wahai syekh Abdullah Basaudan, terima kasih engkau sudah melayani cucuku dan apakah engkau ada hajat padaku."

Syekh Abdullah Basaudan menjawab, "Wahai Rasulullah saw aku ingin bertemu engkau disetiap waktu dalam yaqdzoh (dalam keadaan jaga atau terbangun).

Seketika itu baginda Rasulullah saw menjawab, "Qobul wahai syekh Abdullah Basaudan." Syekh Abdullah Basaudan terbangun dan langsung melihat baginda Rasulullah saw sudah ada dihadapannya.

Wahai para pecinta Rasulullah saw, beginilah balasan kepada orang yang selalu memuliakan baginda Rasulullah saw dengan ikhlas penuh kasih dan sayang. Mereka akan selalu dekat dengan baginda Rasulullah saw baik itu di dunia maupun di akhirat.

Sungguh Rasulullah saw beserta dzurriatnya tidak ingin di puji dan dimuliakan secara berlebihan, tapi kita sebagai ummatnya baginda Rasulullah saw hendaknya memiliki adab kepada Beliau serta Dzurriatnya. Alloh swt beserta malaikat memuliakan baginda Rasulullah saw dengan bersholawat kepada baginda Rasulullah saw.

Semoga kita bisa lebih beradab dan kecintaan kita kepada baginda Rasulullah saw serta Dzurriyyatnya bertambah-tambah selalu disetiap waktu dengan selalu bersholawat kepada Beliau dan cinta kita pun sebagai ummatnya dibalas oleh beliau dengan diakuinya kita sebagai ummat Beliau dan diberi syafa'at dan juga kelak bersanding dengan beliau di surga firdaus.

Semoga kita tidak diwafatkan oleh Alloh swt melainkan kita sudah bertemu sebelumnya dengan baginda Rasulullah saw dalam mimpi maupun yaqzhoh.

Disarikan dari facebook JEJAK PARA HABAIB ( Dzurriat ROSULULLAH Saw.)

Saturday, April 23, 2016

WALI PEREMPUAN DENGAN MAQOM YANG TINGGI (Syaikhoh Sulthonah binti Ali Al Zabidi)

Di ceritakan oleh Al Imam Al Quthub Al Habib ‘Ali bin Muhammad bin Husein Al Habsyi (Shohibul Maulid), bahwanya di Yaman ada seorang wali agung perempuan yang bernama Syeikhoh Sulthonah Rodhiallahu ‘Anha.

Beliau memiliki gelar Robi‘atul Adawiyahnya Yaman Hadromaut. Pekerjaan beliau ini setiap waktunya bahkan setiap hembusan nafasnya selalu bersholawat kepada Baginda Rosulullah Saw. Dan lebih hebatnya lagi, beliau ini tiada pekerjaan lain selain sholawat, kecuali di saat waktu sholat tiba.

Pada suatu ketika beliau mendapat suara gho’ib, yang meminta beliau untuk minta apa saja dan permintaan tersebut pasti dikabulkan. Namun beliau sebagai seorang ahli tashowwuf yang mursyid, jadi beliau tidak langsung mengucapkan permintaannya.

Beliau menemui Gurunya dari keluarga Baqushoir dan menanyakan kepada Guru beliau "Apakah ada di dunia ini maqom kewalian yang tidak ada lagi maqom sesudahnya?" Jawab Guru beliau, "Ada, yakni bertemu secara jaga dengan Rosulullah saw."

Kemudian Syeikhoh Sulthonah meminta agar dipertemukan secara jaga dengan Baginda Rosulullah Saw. Seketika itu juga Rosulullah Saw. ada di hadapan beliau.

Pada zaman beliau banyak orang-orang titip salam kepada Rosulullah Saw. lewat beliau, bahkan Rosulullah Saw. titip menasihati kepada Syeikhoh Sulthonah untuk orang-orang sekitar Syeikhoh Sulthonah. Bahkan Syeikhoh Sulthonah berani menjamin surga bila orang2 berziarah ke tempat beliau pada hari senin akhir bulan, dikarenakan saat itu Rosulullah Saw. hadir di tempat beliau.

Begitu tingginya maqom kewalian beliau, sehingga beliau mengetahui maqom kewalian setiap orang, kecuali dua orang yang tak bisa Syeikhoh Sulthonah ketahui maqom kewaliannya, yakni “Al Imam Al Faqih Muqoddam Ats-Tsani Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf bin Muhammad Maula Addawilah” dan anak beliau “Al Quthub Al Imam Al Habib Abu Bakar As Sakron” . Yang mana Syeikhoh Sulthonah pernah hidup sezaman dengan dua orang Habib ini.

Maqom mereka tidak diketahui dan tidak bisa dijangkau oleh Syeikhoh Sulthonah karena begitu tingginya. Setiap kali Syeikhoh Sulthonah mau mengejar maqom mereka, maka maqom mereka melesat begitu cepat seperti cahaya dan jauh ke atas.

Kata Syeikhoh Sulthonah lagi, beliau sudah mengetahui siapa saja di antara wali-wali yang berkunjung kepada Beliau, kecuali dua orang yakni “Al Imam Al Faqih Muqoddam Ats-Tsani Al Habib ‘Abdurrohman As Seggaf bin Muhammad Maula Addawilah” dan anak beliau “Al Quthub Al Imam Al Habib Abu Bakar As Sakron”, karena mereka bisa langsung ada dihadapan Syeikhoh Sulthonah secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh Syeikhoh Sulthonah.

Hanya saja, kata beliau apabila Al Habib Abu Bakar As Sakron mau bertemu, pasti ditandai dengan suara gho’ib dari langit yang mengatakan "Telah datang seorang sulthon anak dari seorang sulthon Yaa Syeikhoh Sulthonah."

Al Habib Abu Bakar As Sakron adalah seorang Sulthonul Auliya yang terkenal dari lapisan bumi yang paling bawah hingga ke seluruh langit, dan Ayah Beliau pun seorang juga seorang Sulthonul Auliya.

Demikianlah bagaimana maqom seorang Auliya ALLAH SWT yang bertemu secara langsung dengan Baginda Rosulullah Saw. di alam jaga. Begitu tingginya dan begitu mulianya mereka. kata Al Habib ‘Ali bin Muhammad Al Habsyi, apa lagi dengan para sohabat Rosulullah Saw., mereka bertemu secara langsung dengan Rosulullah Saw. dengan kondisi Rosulullah Saw. secara nyata, sedangkan para wali hanya bertemu dengan Rosulullah Saw. pada alam yang lain.

Sungguh bertemu Rosulullah Saw. secara jaga melebihi nikmat surga sekalipun. Sungguh Para sohabat Nabi saw. sudah mendapatkan surga firdaus itu sebelum memasukinya.

Sumber fb JEJAK PARA HABAIB ( Dzurriat ROSULULLAH Saw.)

Friday, April 22, 2016

KEAJAIBAN ADZAN : Ustadz, saya mohon datanglah kesini, saudara saya sedang kritis, dia baru saja kecelakaan dan dokternya mengatakan kalau dia sudah tidak bisa berbuat banyak, tolonglah kami ustadz."

Dering suara Hand Phone (HP) di malam nan sunyi membangunkan tidur Ustadz Abdurahman yang sedang beristirahat di rumahnya. Saat itu jam menunjukkan pukul 10 malam, dilayar HP beliau Muncul nomor yang tidak dikenal.

Beliau sebenarnya tidak ingin mengangkatnya, namun karena beliau penasaran akhirnya beliau mengangkatnya dan mulai menyapa, "Assalamu’alaikum, siapa ini?"

Kemudian penelpon itu menjawab, "Wa’alaikumussalam, Ini Ahmad, ustadz, maaf saya mengganggu ustadz malam ini. Ustadz, saya mohon datanglah kesini, saudara saya sedang kritis, dia baru saja kecelakaan dan dokternya mengatakan kalau dia sudah tidak bisa berbuat banyak, tolonglah kami ustadz."

Ustad Abdurrahman baru paham kalau yang menelpon barusan adalah salah seorang pengurus masjid besar Bully, New South Wales Australia.

Ustad Abdurrahman mengenal Ahmad karena di daerahnya, pengurus masjid terdaftar dengan rapi dan mendapat pengakuan dari pemerintah. Mereka sering bertemu apabila ada acara Fun Raising, Ied Festival, bahkan acara-acara yang diadakan oleh pemerintah Australia.

Sejenak Ustad Abdurrahman bangun dari tempat tidurnya, Kemudian beliau bergegas berangkat setelah mendapatkan nomor kamar di sebuah Rumah Sakit dari si penelpon.

"Assalamualaikum", sapanya ketika memasuki ruangan dimana Abdullah terbaring tak berdaya. Perban serta bau obat meliputi disekujur tubuhnya.

"Wa’alaikumussalam, Alhamdulillah,
Ustad, terimakasih atas kedatangannya, saya mohon ucapkanlah sesuatu untuk Abdullah, dokter sudah tidak mampu berbuat banyak dan mengatakan jika dia akan meninggat, tolong katakan sesuatu pada Abdullah", Pinta kakaknya dengan menangis.

Beliau memandang di sekitar ruangan itu telah ada beberapa keluarga yang juga menangis. "Baik, saya akan mencoba bercakap-cakap dengannya, tolong jangan menangis disini karena hanya akan membuatnya tidak bisa berkata apa apa (sedih)", kata Ustad Abdurrahman

Kemudian beliau mendekat ke tubuh Abdullah yang penuh dengan luka. Di lihatnya sebuah sosok yang masih hidup, tetapi tidak bergerak sedikitpun, bahkan menggerakkan bibir dan mengedipkan mata saja ia tak mampu.

Kemudian Ustad Abdurrahman duduk tepat disebelah kanan kepala Abdullah, sehingga memungkinkan beliau untuk berbicara ditelinga Abdullah dengan jarak paling dekat. Sejenak Beliau berdoa dan kemudian menggenggam lemah tangan Abdullah.

"Assalamu’alaikum saudaraku, saya Ustad Abdurrahman dari Wollongong. Saudaraku, saya datang kesini untuk menemuimu, saya tahu kamu adalah muslim yang baik, kamu telah menolong ALLAH untuk mengumandangkan adzan setiap hari di masjid.

Kamu mengingatkan orang-orang untuk sholat di masjid, saya yakin kalau ALLAH dan semua orang menyayangi kamu, ALLAH akan menolong kamu, DIA akan memberimu kesehatan dan kebahagiaan.

Saudaraku, kami masih ingin mendengar engkau mengumandangkan adzan dimasjid, dapatkah engkau melakukannya, ALLAH akan menyukainya, Tolong engkau kumandangkan adzan untuk kami."

Sejenak terlihat air mata keluar dari kedua matanya dan menetes melewati pipi Abdullah. Tak berapa lama kelopak matanya bergerak-gerak perlahan, kemudian matanya membuka sedikit demi sedikit. Bibirnyapun kemudian bergerak- gerak perlahan, seolah ia berusaha untuk mengumandangkan adzan..

Ustad Abdurrahman memandang wajah Abdullah dengan tersenyum, "Alhamdulillah, teruskan saudaraku, kumandangkan adzan untuk kami." Dan..

SubhanALLAH, secara tidak diduga monitor alat pendeteksi jantung yang dipasangkan di tubuh Abdullah menunjukkan kerja jantung yang berangsur-angsur normal, itu menunjukkan jika Abdulloh telah melewati masa kritisnya.

Ahmad yang mengetahui hal itu kemudian melakukan sujud syukur di dalam ruangan itu, kemudian diikuti saudaranya yang lain.

Ahmad memeluk Ustad Abdurrahman dan berkali-kali mengucapkan terima kasih.

Tak berapa lama Sang Dokter muncul kembali dan mengecek kesehatan Abdullah. Seraya bertanya, "Apa yang terjadi, Apa yang telah kamu berikan kepadanya? Ia bertanya kepada Ahmad yang berada di dekatnya.

“Adzan” Jawab Ahmad dengan tersenyum. "Adzan? Apakah adzan yang telah menyembuhkannya?." Tanya sang dokter kepada Ustad Abdurrahman yang juga masih berada disitu. "Ya, ALLAH menyembuhkannya dengan Adzan", jawab Ustad Abdurrahman dengan tersenyum pula.

Sang dokter yang bukan muslim tersebut semakin terheran-heran, kemudian ia mengangguk-angguk, ikut tersenyum dan berkata kepada Ustad Abdurrahman, "Suatu hari saya ingin bertanya kepadamu tentang Adzan, tolong beri aku nomer yang bisa dihubungi, katanya. "Dengan senang hati dokter", jawab Ustad Abdurrahman penuh keyakinan.

Sumber: http://santri.net/sejarah/kisah-islami/kisah-nyata-keajaiban-adzan/

Thursday, April 21, 2016

KEISTIMEWAAN MATI DI HARI JUMAT

Rasulullah saw bersabda,

"ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺍﻭ ﻟﻴﻠﺘﻬﺎ ﺭﻓﻊ ﻋﻨﻪ ﻋﺬﺍﺏ ﺍﻟﻘﺒﺮ." ﻭﻓﻰ ﺍﻻﺣﻴﺎﺀ ﻟﻠﻐﺰﺍﻟﻰ ﻗﺎﻝ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻣﺎﺕ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺍﻭ ﻟﻴﻠﺔ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻪ ﺍﺟﺮ ﺷﻬﻴﺪ ﻭﻭﻗﻰ ﻓﺘﻨﺔ ﺍﻟﻘﺒﺮ ﺃﻯ ﻭﺫﻟﻚ ﺑﺸﺮﻁ ﺍﻻﻳﻤﺎن
"Barangsiapa mati di hari atau malam jumat maka dihilangkan baginya adzab kubur."

Di dalam kitab ihya, imam Ghazali meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa mati di hari atau malam jumat maka Alloh menulis baginya pahala mati syahid dan dijaga dari fitnah kubur." Hal ini dengan syarat mati dalam keadaan beriman. (Tanqihul Qoul)

Hadits yang menjelaskan keistimewaan mati di hari jumat banyak. Namun penulis hanya mengutip hadits diatas karena maknanya sama hanya beda redaksinya saja.

Menurut imam Ibnul Qoyyim bahwa, mati di hari atau malam jumat termasuk tanda mati husnul khotimah karena Nabi saw bersabda, " Barangsiapa mati di hari atau malam jumat maka dijaga dari fitnah kubur". HR. Ahmad.

Hal senada juga dikatakan oleh imam Al Sayuthi bahwa, mati di hari atau malam jumat merupakan tanda kebahagian (keselamatan) baginya. Menurut beliau bukan hanya selamat dari fitnah (pertanyaan) kubur bahkan juga selamat dari adzab kubur dan baginya stempel mati syahid.

Beliau imam Sayuthi berhujjah dengan hadits yang diriwayatkan dari Jabir, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mati di hari atau malam jumat maka diselamatkan dari adzab kubur dan datang di hari kiamat dengan setempel mati syahid."

Dan juga hadits yang diriwayatkan oleh Atho' bahwa Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada dari muslim atau muslimah akan mati di hari jumat atau malam harinya kecuali dijaga dari adzab kubur, fitnah kubur, berjumpa dengan Alloh, tidak ada hisab baginya dan tiba di hari kiamat bersamanya para syahid yang menyaksikannya atau stempel.

Hadits ini menurut imam suyuthi secara lembut menegaskan tidak adanya fitnah (pertanyaan) dan siksa kubur.

Tuesday, April 19, 2016

KAROMAH HABIB UMAR : Dipukuli di Saat Seminar Berlangsung

Suatu ketika guru mulia Al Habib Umar bin hafidz diundang dalam sebuah acara "Seminar" atau yang semisal sebagai nara sumber, untuk menyampaikan hujjah atau penjelasan terkait dengan amaliyah amaliyah Ahlussunnah wal jamaah, yang sering disebut oleh kelompok tertentu sebagai sebuah ajaran yang tidak ada tuntunan sunnah.

Acara seminar dilaksanakan di dalam gedung tertutup dan jauh dari pantauan umum. Sebuah insiden ("Sabotase" mungkin) terjadi di tengah tengah acara. Tiba tiba listrik padam, dan dalam suasana gelap gulita ini Al Habib Umarpun tiba-tiba diserang oleh para peserta seminar, yang mayoritas adalah kaum yang kurang sefaham dengan beliau.

Beliau dipukul, di tendang, entahlah apa yang sedang bisa anda bayangkan, "Na'uudzubillah... Na'uudzubillah". Dan kabar inipun langsung terdengar oleh santri-santri Darul Musthofa.

Maka tanpa pikir panjang berangkatlah dua jawara pondok menuju lokasi, yaitu Al Habib Quraisy Baharun, Cirebon dan Al Habib Sholih Al Jufri, Solo. Begitu sampai lokasi, beliau berdua nampak marah besar dan tidak sabar untuk masuk kedalam gedung, dimana guru mulia Al Habib Umar bin Hafifz sedang dalam bahaya.

Alhabib Quraisy tidak berfikir untuk lapor Polisi, atau mengajak pasukan dari teman teman pondok, beliau justru berangkat sendiri dengan Al Habib Sholih Al Jufri saja.

Sebelum bisa menembus masuk kedalam gedung yang tertutup itu, beliau bertanya kepada seseorang (Mungkin kepada supir dari Al Habib Umar), "Apa benar, ada insiden, bahwa guru kita sekarang sedang dalam bahaya begini... begitu... di dalam sana...?"

Dia menjawab : 
"Ya benar, tadi guru kita menyampaikan materi ini itu, lalu tiba-tiba ada suara seperti perdebatan hebat, lalu listrik padam, lalu para hadirin ramai ramai menghajar guru kita, dan insiden itupun masih berlangsung sampai sekarang."

Alhabib Quraisy : 
"Lalu, bagaimana keadaan guru kita...?"

Dijawab : 
"Itu..., guru kita baik-baik saja, tidak merasa disentuh oleh siapapun, beliau sedang istirahat, nyantai dalam mobil, dan entahlah... siapa yang saat ini sedang dihajar, dipukuli didalam sana..."

Aku teringat ayat 157 surat An-nissa :
وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ.
Subhaanallah.....

Sumber: Majjelisdzikir.blogspot.com

Monday, April 18, 2016

Ternyata Ahli maksiat Juga Bisa Berjumpa Dengan Nabi

murtajikarunia.blogspot.com~ Ada seorang tamu yang bertanya kepada Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, “Habib, Saya minta diceritakan kisah Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam walaupun sedikit saja”. Maulana Habib Luthfi terdiam. Kemudian tamu bertanya kembali, Apakah perasaan rindu kepada Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam nyata atau halusinasi?

Maulana Habib Luthfi menjawab, perasaan itu nyata, itu hubungan antara Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dengan umatnya. Bukan halusinasi. Kemudian sambil terisak menahan tangis, bertanya kepada Habib Luthfi bin Yahya, “Apakah Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam tahu dinamika dan detail kehidupan yang dijalani oleh umatnya?”

Maulana Habib Luthfi bin Yahya menjawab, “Kalau tidak tahu, dunia ini akan hancur. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dengan ijin Allah menjaga kehidupan umat manusia, menjaga bumi ini. Jangankan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, para walipun tahu. Oleh sebab itu, para wali senantiasa memohon kepada Allah untuk menghindarkan musibah dari manusia dan memberikan segala kebaikan bagi kehidupan manusia di bumi”.

Maulana Habib Luthfi bin Yahya melanjutkan, “Karena kasih sayang Nabi kepada umatnya, umat mudah sekali bertemu dengan Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam (melalui mimpi maupun secara langsung). Bahkan, lebih mudah bertemu Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dari pada bertemu para wali, wakil-wakil Nabi di bumi ini”.

Kemudian Maulana Habib Luthfi bin Yahya membaca beberapa bagian dari kitab Sa’adat Darain, yang disusun oleh Syeikh Yusuf bin Ismail al-Nabhani. “Diantara manfaat terbesar membaca Shalawat kepada Nabi Saw adalah dapat melihat Nabi saw dalam mimpi. Dan akan terus meningkat kualitas mimpinya seiring semakin banyaknya shalawat yang dibaca, sampai bisa melihat Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam dalam keadaan terjaga.

Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersabda,

من رانى فى المنام فقد رأني حقا “
Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata (hak)”.

Jika ingin bertemu Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam maka hidupkanlah waktumu dengan memperbanyak shalawat.

Ada beberapa hadits lain tentang mimpi bertemu Nabi, yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, diantaranya hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar:

من رأنى فى المنام فقد رأنى فأن الشيطان لا يتمثل بي
"Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata, karena sesungguhnya syaithan tidak dapat menyerupaiku”.

Dalam hadits lain riwayat Abu Hurairah,

من رانى فى المنام فقد رأنى فان الشيطان لا يتصور أو قال لا يتشبه بي
“Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihatku secara nyata, karena sesungguhnya syaithan tidak dapat menyerupaiku”.

Hadits ketiga diriwayatkan oleh Thariq bin Asyim RA, Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersabda,

من رأنى فى المنام فقد رأنى
Dalam hadits lain disebutkan,

من رأنى فى المنام فسيرانى فى اليقظة ولا يتمثل بي
“Siapa saja yang melihatku dalam mimpi, maka ia akan melihatku dalam keadaan terjaga, dan Syaithan tidak dapat menyerupaiku.

Menurut ulama, hadits ini berlaku secara umum, baik dahulu ketika Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam masih hidup, maupun saat ini, ketika Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihiwa Shohbihi wa Sallam sudah wafat.

Lalu apakah ini berlaku bagi mukmin ahli maksiat yang bermimpi melihat Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam? Menurut ulama, berlaku secara umum baik yang bermimpi orang yang taat maupun mukmin yang tidak taat.

Mukmin yang tidak taat yang bermimpi bertemu Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam menjadi pertanda ia akan mendapatkan petunjuk untuk melakukan ketaatan.

Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersabda, “Kalian yang akan dimasukan ke dalam surga, akan diberi taufiq untuk beramal baik, meskipun hanya tinggal selangkah lagi ke neraka”.

Hadits-hadits ini menjadi kabar baik dari Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam untuk umatnya di akhir zaman.

Sebagaimana disampaikan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, di akhir zaman kelak ada umatnya yang secara suka cita mengeluarkan sedekah, dan beramal kebaikan dengan harapan bisa bertemu Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.

Nah, hadits-hadits tadi menjadi pelipur lara bagi umat yang ingin melihat Nabi. Dan Nabi menyatakan, bahwa mereka yang melihat Nabi dalam mimpi, akan berjumpa dengan Nabi dalam keadaan terjaga.

Dikisahkan suatu ketika, Ibn Abbas bermimpi bertemu Nabi, Ibn Abbas ingat sabda Nabi tentang orang yang melihat Nabi dalam mimpi. Kemudian Ibnu Abbas menceritakan mimpinya kepada Shafiyah istri Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Shafiyah memberikan jubah dan cermin yang pernah digunakan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam. Pada saat Ibn Abbas bercermin, yang nampak dalam cermin adalah wajah Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, bukan wajahnya.

Habib Luthfi menambahkan, melihat Nabi secara langsung bisa dengan dua kondisi, bisa dengan yaqdztan, bisa dengan thariq kasyf. Melihat Nabi dengan thariq kasyf, terjadi seketika, seperti saat berhadapan dengan orang lain, saudara, guru, atau orang lainnya, tiba-tiba yang tampak dari wajah orang lain itu adalah wajah mulia Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.

Seperti kasus, Ibnu Abbas bercermin dengan cermin Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, akan tetapi yang tampak dalam cermin bukan wajah Ibnu Abbas melainkan wajah mulia Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihiwa Sallam.

Terakhir Maulana Habib Luthfi mengatakan, untuk menjaga hubungan dengan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam adalah dengan memperbanyak shalawat kepada Nabi. Dan shalawat adalah tali silaturahim kita kepada Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.

Dikutip dari fb HabibLuthfi.net

PONDOK BUKANLAH WASILAH MENUJU SURGA

murtajikarunia.blogspot.com~ Sekitar empat tahun yang lalu saya sowan kesyaikhina Maimoen Zubair. Ada seorang yang sowan juga ,minta restu mau buat pondok (saya kurang tahu persis apakah alumni atau bukan).

Dan saat itu beliau syaikhina ghodzob (marah) dan dengan suara yang lantang beliau dawuh:

والله العظيم الفوندوك ليس وسيلة الى الجنة، وإنما الوسيلة هى التعليم.
“Demi Allah Dzat Yang Maha Agung, pondok bukan wasilah ke surga,yang menjadi wasilah adalah ngajinya.”

Beliau meneruskan dawuh:

“Pondok iku donyo akeh kyai seng gak faham, mergo pondok iki nek kyaine mati, anake podo rebutan, iki ndudohno ne pondok iki ndunyo. Akidahku lan mbah mbahku kabeh ora podo ngarepno pondok. Aku mulang ihya’ lan ngaji liane neng atine ora ono sekelumit blas pengen due pondok.”

(Pondok itu termasuk bagian dari dunia, banyak kyai yang tidak faham, karna pondok itu kalau kyainya meninggal, anak anaknya saling berebut, itu menunjukan kalau pondok itu bagian dari dunia. Akidahku dan kakek-kakekku semuanya tidak menginginkan pondok. Saya mengajar kitab Ihya’ Ulumuddin dan kitab lainya, di hati tidak ada sekelumit pun ingin punya pondok)

Beliau Syaikhina akhirnya mewanti wanti:

“Pokoke seng kudu mok cekeli koe kudu ngaji lan mulang kitab salaf, Donyo ora bakal kiamat ne wong iseh podo ngaji”

(Pokoknya yang harus dipegang erat, kamu harus ngaji dan mengajar kitab salaf. Dunia tidak akan kiamat selama orang masih mau mengaji)

Semoga Allah selalu menganugerahkan kesehatan dan perlindungan-Nya, dan semoga kita bisa mendapatkan berkah dari ilmu dan keistiqomahan beliau. Amin.

Sumber: FB Ahmad Safiul Umam

MBAH SAHAL: Jangan Mencari Hidup di NU

Suatu hari PBNU mengadakan sebuah acara di Surabaya, mengundang duta-duta besar negara sahabat, dan pelayanan-nya pun VVIP. Lebih-lebih KH. Sahal Mahfudz, sebagai Ra'is Aam PBNU, tentu bisa mendapatkan pelayanan yang lebih.

Di Kota Pahlawan ini, Mbah Sahal -sapaan mulianya, selama dua hari bermalam di sebuah hotel berbintang. Tapi, ketika panitia acara ingin membayar kamar hotel yang ditempati Kyai Sahal, beliau bilang: "Ndak usah, aku jek duwe duet dewe," (Tidak, saya masih punya uang sendiri), sambil berjalan ke kasir. Panitia pun masih merayu Kyai Sahal agar mau dibayari oleh panitia. Mbah Kyai Sahal tetap bilang "Ndak usah" sambil beliau mengeluarkan uang dari tasnya.

Setelah itu panitia masih berkata: "Mana bon-nya yai, biar kami ganti." Mbah Sahal dawuh: "Ndak usah, aku moh nganggo duite NU. Aku gowo duetku dewe ae. Nek NU iku urip-urip NU, ojo sepisan-pisan golek urip nok NU." (Tidak, saya tidak mau menggunakan duitnya NU. Saya pakai uang saya sendiri saja. Di NU itu harus menghidupi NU, jangan sekali-kali mencari hidup di NU)

Sifat Mbah Kyai Sahal patut kita contoh. Beliau benar-benar tulus, ikhlas mengabdi untuk NU. Padahal sekelas Ra'is Aam seperti Mbah Sahal tentu mudah sekali bagi beliau untuk mendapat fasilitas dari NU. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah SWT. Al-Fatihah

Sumber: facebook perpustakaan PBNU

Friday, April 15, 2016

JANGANLAH SENANG DIPERLAKUKAN LEBIH ISTIMEWA

Ketika Rasulullah ﷺ berada dalam sebuah perjalanan, saat istirahat, beliau memerintahkan untuk mengurusi kambing (untuk dimasak). 

Salah seorang di antara para sahabat berkata, "Aku yang akan menyembelih kambingnya." Yang lain berkata, "Aku yang akan mengulitinya." Ada lagi yang berkata, "Aku yang akan menyalakan apinya." Dan ada pula yang berkata, "Aku yang akan memasaknya."

Tiba-tiba Rasulullah ﷺ bersabda, "Aku yang akan mencari kayu bakarnya." Para sahabat Nabi segera menyahut, "Biar cukup kami yang mengerjakannya Ya Rasulallah." Beliau ﷺ tersenyum dan berkata, "Aku tahu cukup kalian yang mengerjakannya, tetapi aku tidak suka diistimewakan diantara kalian sebab Allah tidak suka melihat seorang hamba yang suka diistimewakan di antara sahabat-sahabatnya."
Dikutip dari Kitab Wasailul Wushul Ila Syamailir Rasul karya Syaikh Yusuf bin Ismail Al Nabhani

Thursday, April 14, 2016

COBAAN BAGI UMAT YANG MENJAUHI ULAMA

murtajikarunia.blogspot.com~Nabi saw bersabda, (wajib bagi kamu semua untuk duduk bersama para ‘Ulama) artinya yang mengamalkan ilmunya, (dan mendengarkan kalam para ahli hikmah) artinya orang yang mengenal Tuhan.

(Karena sesungguhnya Allah Ta’ala akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah-ilmu yang bermanfaat- sebagaimana Allah menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan).

Dan dalam riwayat lain dari Thabrani dari Abu Hanifah “Duduklah kamu dengan orang dewasa, dan bertanyalah kamu kepada para ‘Ulama dan berkumpulah kamu dengan para ahli hikmah” dan dalam sebuah riwayat, “duduklah kamu degan para ulama, dan bergaulah dengan kubaro’ ”.

Sesungguhnya Ulama itu ada dua macam,
1. orang yang alim tentang hukum-hukum Allah, mereka itulah yang memiliki fatwa, dan

2. ulama yang ma’rifat akan Allah, mereka itulah para hukama’ yang dengan bergaul dengan mereka akan dapat memperbaiki akhlak, karena sesungguhnya hati mereka telah bersinar sebab ma’rifat kepada Allah demikian juga sirr / rahasia mereka telah bersinar disebabkan nur keagungan Allah.

Telah bersabda Nabi saw, akan hadir suatu masa atas umatku, mereka menjauh dari para ulama dan fuqaha, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka dengan tiga cobaan,

1. Allah akan menghilangkan berkah dari rizkinya.

2. Allah akan mengirim kepada mereka penguasa yang zalim

3. Mereka akan keluar meninggalkan dunia tanpa membawa iman kepada Allah Ta’ala Na’udzubiLlahi min dzaalik.

Di terjemahkan dari kitab Nashoihul ibad

Wednesday, April 13, 2016

KISAH SANTRI DAN GADIS CANTIK

murtajikarunia.blogspot.com~ Dikisahkan oleh Syaikh Muhammad bin Muhammad Al Mukhtar Al Syinqity bahwa dahulu ada seorang penuntut ilmu yang memiliki wajah yang sangat tampan. Banyak wanita yang tergila-gila padanya. Pemuda itu tinggal sendiri.

Disuatu malam yang sangat dingin, tiba-tiba masuklah seorang gadis cantik yang tak lain adalah anak tetangganya. Dengan wajah memelas ia mengatakan kalau ayahnya tidak membukakan pintu untuknya, sehingga ia terpaksa masuk menemui pemuda tersebut.

Melihat kondisi sang gadis, pemuda tadi seolah tak punya pilihan lain kecuali mengizinkannya masuk. Lampu untuk murajaah (mengulang pelajaran) baru saja dinyalakan. Tiba-tiba syaitan membisikinya untuk melakukan zina dengan wanita tersebut. Syahwatnya seolah tak terbendung lagi.

Tahukah anda apa yang dilakukan pemuda tadi? Dia meletakkan jari telunjuknya tepat diatas nyala lampu, sambil menangis ia berkata, "Wahai diriku, apakah engkau sanggup menahan panasnya api neraka? Sambil menangis ia terus mengulang-ngulang kalimat tersebut.

Melihat peristiwa itu, sang gadis ikut menangis dan bergegas lari menemui ayahnya. Dia menceritakan apa yang dilihatnya kepada sang ayah. Ayahnya lalu bersumpah bahwa tidak ada yang boleh menikahi anak gadisnya kecuali pemuda tersebut.

Akhirnya pemuda itu dinikahkan dengan sang gadis, padahal ia hanya seorang penuntut ilmu yang fakir lagi anak perantauan.

Begitulah..Dia meninggalkan hal yang diharamkan Allah, lalu Allah pun menggantinya dengan apa yang dihalalkan-Nya.

Seorang penyair berkata, "Jika engkau menyendiri dalam kegelapan, sedangkan hawa nafsu mengajak pada pada kedurhakaan. Maka malulah dengan penglihatan Tuhan dan katakan pada jiwa, sesungguhnya Pencipta kegelapan melihat aku"

GUS DUR DAN SALAM TEMPEL

murtajikarunia.blogspot.com~ Dalam pameran foto Kiai Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjelang Muktamar ke-33 di Jombang, Jawa Timur, ada sebuah foto menggelitik, yakni ketika mantan presiden RI ke empat itu menerima salam tempel dari umat sebesar Rp 5.000. Amplop itu dibuka di depan Megawati Soekarnoputri, dan keduanya nampak tertawa lepas.

Foto hasil jepretan Fotografer Koran Surya, Wahyudi Hari Widodo, itu menjadi salah satu karya yang dipamerkan di Rumah Baca MEP Jombang. Istri mendiang Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid hadir yang dalam pameran foto mengaku terkesan dengan foto tersebut.

Diceritakan Widodo, foto itu diambil sekitar tahun 1994, pada zaman Orde Baru. Foto diambil di kawasan Makam Sunan Ampel, Surabaya. Ketika itu, Gus Dur dijadwalkan datang ke makam sunan bersama Megawati. Namun Gus Dur ternyata memberi kabar tidak bisa datang, sehingga cuma Megawati saja yang nampak hadir. Pertemuan tokoh seperti itu pada zaman Soeharto memang bersifat rahasia.

Tapi uniknya ternyata mendadak Gus Dur muncul dari dalam komplek makam pada tengah malam. Dia lalu berjalan dan berhenti di dekat musala Ampel. Gus Dur lalu bertemu dengan umat yang datang berziarah di sana. Setelah bersalaman dengan umat dan mengambil sandal, Gus Dur lalu menerima salam tempel.

Setelah menerima salam tempel, Gus Dur lalu bertemu dengan Megawati. Di situlah momentum lucu itu berhasil dijepret Widodo yang akrab disapa Dodo AW itu. Waktu itu Gus Dur bilang ke Mega begini.

“Mbak saya dapat salam tempel dari umat.” Setelah dibuka amplop itu ternyata uang sebesar Rp 5000.“Keduanya lalu tertawa,” ujar Dodo AW.

Tidak mau kelewatan, Dodo lalu menjepret momentum lucu itu. Dodo mendapat foto ekslusif yang kemudian banyak dikutip oleh banyak orang.

Sumber: Merdeka.com

PERTAHANKANLAH USAHA YANG MEMBUATMU SUKSES

murtajikarunia.blogspot.com~Mbah Yai Idris pernah bercerita, suatu ketika, KH. Mahrus Ali Lirboyo disowani oleh seorang alumni yang usahanya bangkrut.

Setelah didawuhi oleh mbah yai Mahrus, akhirnya sialumni bercerita tentang ihwal usahanya. “Begini mbah yai, dulu setelah tamat saya pulang ke rumah dan memulai usaha dengan berjualan bambu. Alhamdulillah, lantaran berkah doa mbah yai, usaha saya lambat laun berkembang. Awalnya, untuk mengantar bambu pesanan pelanggan saya memakai gerobak dorong.”

Setelah menghela nafas, si alumni melanjutkan ceritanya. “Lima tahun kemudian, dari tabungan hasil jualan bambu, alhamdulillah saya bisa membeli sebuah truck untuk kendaraan operasional dan usaha jualan bambu saya maju pesat. Jika sebelumnya dengan menggunakan gerobak dorong saya hanya bisa melayani pelanggan di desa saya dan desa-desa sekitarnya, begitu saya memiliki truck akhirnya saya bisa melayani penjualan bambu sampai ke luar kota.”

Setelah disilahkan untuk minum teh oleh mbah yai Mahrus, si alumni kembali melanjutkan ceritanya. “Karena permintaan bambu dari luar kota semakin banyak, sementara kendaraan angkutnya cuma satu unit, akhirnya saya membeli lagi kendaraan pengangkut bambu secara bertahap sampai 10 unit truck. Dan alhamdulillah mbah yai, usaha sayapun melebar. Dari hanya jualan bambu, kemudian saya mencoba untuk membuka usaha baru jasa angkutan. Dan usaha baru saya ini maju pesat, bahkan lebih pesat dibanding usaha jualan bambu.”

Setelah diam sesaat, si alumni bercerita lagi. “Tapi entah kenapa, setelah itu penghasilan yang saya peroleh dari hasil jualan bambu semakin hari semakin menyusut. Memang masih ada laba, tapi tidak seberapa, malah kadang-kadang tidak ada laba sama sekali. Sementara untuk usaha jasa angkutan saya terus meningkat. Karena saya tidak ingin terlalu repot, akhirnya usaha jualan bambu saya tutup dan saya fokus pada usaha jasa angkutan.”

“Setelah kamu fokus pada jasa angkutan, bagaimana perkembangan penghasilanmu selanjutnya?”, tanya mbah yai Mahrus menimpali. Si alumni menjawab, “Anu mbah yai, awalnya masih lancar dan penghasilan saya tetap besar. Tapi setelah itu usaha jasa angkutan saya menyusut karena banyak saingan dan akhirnya satu persatu truck yang ada saya jual semua untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sayapun menjadi bangkrut.”

Mbah yai Mahrus dawuh, “Heemmm…,lha itu salahmu. Wong jualan bambu itu yang mengantarkan kamu bisa membeli truck sampai 10 unit dan hidup berkecukupan, koq malah ditutup.”

Monday, April 11, 2016

KEJELEKAN DIBALAS DENGAN KEBAIKAN

Dahulu di masa Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang masih hidup, ada seorang laki-laki yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang.

Perbuatan lelaki itu terhadap Habib Ali Al Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat dihadapannya dengan sengaja meludah di depan Habib Ali  hingga membuat marah para murid beliau.

Pada suatu saat, Habib Ali memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, beliau memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang yang meludah didepannya. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid.

Belum sempat ditanyakan, Habib Ali Al Habsyi berkata, "Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu." Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan Habib Ali Habsyi kepadanya melalui perantaraan sang murid.

Ketika Habib Ali berpulang ke rahmatullah, maka berhentilah kiriman jatah sembako kepada orang itu. Dia pun bertanya kepada murid Habib Ali Al Habsyi yang biasa mengirimkan sembako kepadanya, "Engkau yang biasa mengirimiku beras kenapa berhenti? Apa masih ada?"

Murid Al Habib menjawab, "Perlu kamu ketahui, semua yang aku kirimkan kepadamu itu sesungguhnya bukan dariku melainkan dari guruku Habib Ali yang dulu sering kau ludahi." Andai saja guruku tak menahanku mungkin kamu sudah kubikin babak belur."

Mendengar jawaban itu, orang tersebut menangis menyesali perbuatannya selama ini. Dan atas kejadian itu, orang tersebut rajin menghadiri majelisnya Al Habib Ali Al Habsyi di Kwitang.

Pada waktu sang cucu yang menggantikan kakeknya memimpin majelis taklim Al Maghfurlah Al Habib Ali Al Habsyi, beliau didatangi oleh orang yang sudah lanjut usianya dengan badan yang tergopoh-gopoh.

Orang itu mendekati cucu Al Habib Ali Al Habsyi itu sambil menangis seraya berkata, "Ya Habib, saya ini bila melihat engkau jadi teringat dengan kakekmu yang dulunya sering saya ludahi, ya Habib."

Sunday, April 10, 2016

BERBAIK SANGKA KEPADA SIAPAPUN

murtajikarunia.blogspot.com Ada seorang ulama berpapasan dengan seorang yang meminum arak. Ulama itu memejamkan matanya dan beristighfar.

Muridnya bertanya, "Kenapa wahai Imam? apa yang terjadi? kenapa engkau istighfar? apakah dia adalah pendosa besar?." Ulama tersebut berkata, "Andai saja engkau bertanya kepadaku siapa dia, maka aku akan menjawab mungkin saja dia adalah wali Allah."

Muridnya keheranan dan bertanya lagi, "Bagaimana bisa seperti itu?" Ulama menjawab, "Wahai muridku, disaat dia bermaksiat dia adalah orang yang jauh dari Allah, tapi siapa yang mengira disaat aku lengah satu menit saja dia bertaubat kepada Allah dan taubatnya diterima, kemudian dia menjadi orang yang dekat dengan Allah sementara aku semakin jauh karena berburuk sangka kepada hamba Allah."

Salaf kita Alawiiyun mengajarkan, jika ada satu masalah orang lain yang Allah buka dihadapanmu, maka carilah 70 alasan hingga engkau keluar dari berburuk sangka.

Jika sudah tidak ada juga maka ketahuilah tidak ada gunanya engkau mengurusi urusan orang lain dan kau tidak akan menghasilkan apapun dari su'udzonmu kecuali dosa meskipun benar.

Wednesday, April 6, 2016

DARI MANA ANDA MENGENAL TUHAN DAN NABI

Pada suatu hari Habib Ahmad bin Hasan Al Attas berkunjung ke satu daerah yang mayoritas penduduknya anti ziarah kubur, tawassul, mendoakan orang mati, dan lain-lain.

Kebetulan beliau hadir pada saat shalat Jum'at. Khatib jum'at Melihat kehadiran dan tingkah-laku habib Ahmad menunjukkan keluhuran. Kemudian sang khatib meminta beliau untuk menjadi imam shalat Jum'at.

Ketika Habib Ahmad menjadi imam, bacaan Al Qur'annya begitu menyihir jamaah hingga jamaah pun tidak puas bila beliau hanya menjadi imam shalat saja. Akhirnya setelah shalat beliau diminta lagi untuk memberikan nasehat.

Sebelum memberikan nasehat, beliau berkata, "Saya ingin bertanya tapi Anda jangan marah." Mereka menjawab, "Silakan, kami tidak akan marah." Beliau kemudian bertanya, "Siapa Tuhanmu?" Suasana menjadi ricuh karena pertanyaan itu.

Namun akhirnya mereka menjawab, "Tuhan kami Allah." Kemudian beliau bertanya lagi, "Siapa Nabimu?" Mereka menjawab, "Nabi kami adalah Nabi Muhammad." Kemudian beliau melanjutkan lagi, "Jika begitu dari mana Anda mengenal Allah dan Nabi Muhammad?" Mereka bingung mendapat pertanyaan seperti itu.

Habib Ahmad akhirnya menjawab, "Kalian mengenal Allah dan Nabi Muhammad bukan lewat wahyu, akan tetapi lewat guru. Apa salahnya kalau kita berziarah ke makam guru kita, mendoakannya dan menyebut namanya, "Mereka hanya terdiam tanpa bisa menjawab.

Diceritakan oleh Habib Taufiq Assegaf dalam tausiahnya pada acara Haul Imamain Al Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih dan Habib Abdullah bin Abdul Qadir Bilfaqih di Ponpes Darul Hadits Al Faqihiyah Malang

Sunday, April 3, 2016

Jika Alloh Baik, Mengapa Saya Dibiarkan Diserang Binatang Buas Dan Kehilangan Satu Jari

Ada seorang Raja, dia mempunyai seorang pelayan yang dalam setiap kesempatan selalu berkata kepada raja, "Yang Mulia jangan khawatir, karena segala sesuatu yang diperbuat oleh Alloh swt adalah sempurna dan dia tak pernah salah."

Suatu hari mereka pergi berburu dan sang raja diserang oleh binatang buas. Pelayan menolong raja dan berhasil membunuhnya. Namun disayangkan, raja kehilangan satu jari tangannya.

Raja geram dengan peristiwa yang dialaminya dan tak berterima kasih sama sekali kepada pelayannya. Raja menyangkal, "Jika Alloh baik, saya tidak akan diserang oleh binatang buas dan kehilangan satu jari saya."

Pelayan menjawab, "Apapun yang terjadi pada anda, percayalah bahwa Alloh swt itu baik dan apapun yang diperbuat olehNya adalah sempurna dan Dia tak pernah salah." Raja sangat tersinggung atas jawaban pelayannya.

Sekembalinya ke istana, raja memerintahkan pengawalnya untuk memenjarakan si pelayan. Namun pelayan tersebut masih saja mengulangi perkataannya, "Alloh swt adalah baik dan sempurna adanya."

Pada kesempatan lain, raja pergi berburu sendirian. Karena pergi terlalu jauh, dia ditangkap oleh orang-orang primitif untuk dijadikan tumbal.

Diatas latar persembahan, mereka mengetahui bahwa raja tidak memiliki jari lengkap. Mereka kemudian melepaskannya karena dianggap tidak sempurna untuk dipersembahkan kepada dewa mereka.

Setelah kembali ke istana, raja memberi perintah kepada pengawal untuk mengeluarkan si pelayan dari tahanan. Raja berkata, "Temanku Alloh swt sungguh baik kepadaku. Aku hampir saja dibunuh oleh orang primitif, namun karena jariku tidak lengkap mereka melepaskanku." Tapi aku punya sebuah pertanyaan untukmu, "Jika Alloh itu baik, mengapa Ia membiarkanmu di penjara?."

Pelayan menjawab, "Yang Mulia, kalau saja baginda tidak memenjarakan saya, baginda pasti sudah mengajak saya pergi berburu, dan saya pasti sudah dijadikan korban oleh orang-orang primitif, sebab semua anggota tubuh saya masih lengkap."