Tuesday, May 30, 2017

BERBUAT MAKSIAT MEMBATALKAN PUASA

ذهب بعض السلف: أن المعاصى كلها تفطر، ومن ارتكب معصية فى صومه فعليه القضاء، وهو ضاهر ما روى عن بعض الصحابة والتابعين.
وهو مذهب الإمام الأوزعى.
وهو ما أيده ابن حزم من الظاهرة.

Derek...
Madzhabe sebahagian Shahabat dan tabi'in serta madzhabi Imam Auza'i dan Ibnu Hazm dr madzhab Adz-dzahiri bhw melakukan ma'siat apapun di kala puasa bulan ramadan itu membatalkan puasa.

قال عمر بن الخطاب: ليس الصيام من الشراب والطعام وحده، ولكنه من الكذب والباطل واللغو.

Umar bin Khattab radliyallahu 'anh berkata: "Puasa itu bukan sekedar tdk makan dan minum saja, tetapi juga menjaga dr berbohong/nyebar hoax, berbuat kebatilan dan omong kosong".

Sayange...kok poso" masih banyak aja nyebarin berita hoax dan ngomong"/nyetatus yg g ada faidahnya.
Termasuk aq dw seng kadang nyetatus g ada faidahe
Ha.

Untunge mayoritas Ulama' berpendapat bhw berbuat ma'siat kala puasa tdk membatalkan poso.

Sebagaimana Imam Ahmad aja yg wara', zuhud berkata:

"لو كانت الغيبة تفطر ما كان لنا صوم".

"Andai ghibah/ngerasani/guncing itu batalin puasa, maka saya tdk pernah berpuasa (selama ini)".

Jadi derek....
Yok meskipun g batalin puasa nyebarin hoax, ghibah, brbuat ma'siat dll, kita belajat yok jd puasanya orang kayak sebahagian para shahabat dan tabi'in!

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: من لم يدع قول الزور والعمل به فليس لله حاجة فى أن يدع طعامه وشرابه.
متفق عليه

Saturday, May 27, 2017

BADAN TETAP SEGAR WALAUPUN LAGI PUASA


قال سيدنا الحبيب علي بن محمد الحبشي نفعنا الله به وبعلومه في الدارين :

أن من قرأ الفاتحة ( سبع مرات ) في نهار رمضان ثم نفث في يديه ومسح بها على ما يستطيع من بدنه يرتوي نهاره كله ولا يحس بالظمأ بإذن الله

Berkata Al-Imam Al-Habib Ali bin Muhammad bin Husein Alhabsyi (semoga Allah memberi kita kemanfaatan sosok beliau dan ilmu-ilmu beliau di dunia dan akherat) :

Sesungguhnya bahwasanya barang siapa yang membaca al-fatihah 7 kali di siang hari Romadhon kemudian ditiupkan ke kedua tangannya dan kemudian diusapkan ke badannya yang bisa digapainya maka dia akan merasa segar sepanjang siang harinya dan tidak akan merasa dahaga/haus dengan izin Allah.

Monday, May 22, 2017

GURU SPIRITUAL

Ibnu Athaillah berkata:
Syaikhmu bukanlah orang yang mengajak menuju pintu, tapi Syaikhmu adalah orang yang menyingkap tabir antara dirimu dan dirinya.

Syaikhmu bukanlah orang yang menuntun dengan ucapannya, tapi Syaikhmu adalah orang yang membangkitkanmu dengan kondisi spiritualnya.

Syaikhmu adalah orang yang membangkitkanmu untuk menuju Allah, lalu engkau bangkit menujuNya. Dan dia terus mendampingimu hingga engkau berada di hadapanNya.

Lalu dia menuntunmu menuju cahaya ilahiyah sambil berkata kepadamu, “Inilah engkau dan Tuhanmu.”

Allahuma sholii 'alaa sayyidina muhammad wa 'alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.

Tuesday, May 9, 2017

KHILAFIYYAH BERSENTUHAN KULIT MEMBATALKAN WUDHU

( قَوْلُهُ : وَسَوَاءٌ إلَخْ ) وَلَنَا وَجْهٌ أَنَّهُ لَا يُنْتَقَضُ وُضُوءُ الْمَلْمُوسِ ، وَوَجْهٌ أَنَّ لَمْسَ الْعُضْوِ الْأَشَلِّ أَوْ الزَّائِدِ لَا يَنْقُضُ ، وَوَجْهٌ لِابْنِ سُرَيْجٍ أَنَّهُ يُعْتَبَرُ الشَّهْوَةُ فِي الِانْتِقَاضِ قَالَ الْحَنَّاطِيُّ وَحُكِيَ هَذَا عَنْ نَصِّ الشَّافِعِيِّ ، وَوَجْهٌ حَكَاهُ الْفُورَانِيُّ وَإِمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَآخَرُونَ أَنَّ اللَّمْسَ لَا يَنْقُضُ إلَّا إذَا وَقَعَ قَصْدًا ، وَأَمَّا تَخْصِيصُ النَّقْضِ بِأَعْضَاءِ الْوُضُوءِ فَلَيْسَ وَجْهًا لَنَا بَلْ مَذْهَبُ الْأَوْزَاعِيِّ وَحُكِيَ عَنْهُ أَنَّهُ لَا يَنْقُضُ إلَّا اللَّمْسُ بِالْيَدِ كَذَا فِي الْمَجْمُوعِ

Dari kalangan Syafiiyah terdapat beberapa pendapat:

Ada yang menyatakan tidak batal wudhunya orang yang disentuh

Ada yang menyatakan tidak membatalkan menyentuh anggota badan yang telah lumpuh atau anggota tambahan

Ada yang menyatakan (pendapat Ibn Suraij) wudhu menjadi batal bila ada syahwat dalam persentuhan. Al Hannaathy berkata, diceritakan bahwa hukum ini adalah yang telah ditetapkan oleh Imam Syafi’i

Ada yang menyatakan (Pendapat Al Furaani dan Imam Haramain dan ulama-ulama lain) persentuhan kulit tidak membatalkan kecuali bila terjadi unsur kesengajaan.

Sedangkan pendapat yang menyatakan, bersentuhan kulit yang membatalkan terbatas pada anggota wudhu saja bukan merupakan pendapat ulama madzhab syafi’i namun pendapat Al Auzaa’i yang juga diceritakan menurutnya bahwa tidak membatalkan wudhu kecuali menyentuh dengan tangan, inilah yang diuaraikan dalam kitab Al Majmuu’ . [ Syarh alBahjah alWardiyyah II/44  ].