Tuesday, November 3, 2015

DALIL MENGKHUSUSKAN SATU BACAAN

Mungkin kita pernah dengar, dulu ada sabahat Nabi s.a.w. yang dilaporkan kepada Nabi s.a.w. oleh sahabat lainnya; dikarenakan ia punya kebiasaan yang aneh, yakni selalu membaca al-Ikhalas (Qulhu) di setiap selesai membaca surat al-Fatihah dan sebelum membaca surat setelah al-Fatihah. dan itu dilakukannya di setiap kali beliau menjadi imam shalat bagi sahabat yang lain di masjid Quba’.

Ini diriwayatkan banyak ulama pengumpul hadits dalam kitab-kitab mereka, termasuk Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya. Para sahabat yang hadir sudah menegur sang Imam agar meninggalkan kebiasaannya yang ‘unik’ itu, yakni selalu membaca Qulhu sebelum membaca surat lain. Namun sang Imam menyatakan ia tidak mau jadi imam mereka lagi jika harus meninggalkan kebiasaan ‘unik’ yang ia cintai itu. Sahabat pun khawatir kalau akhirnya orang Nashar itu tidak lagi jadi Imam; karena bagi mereka, ialah yang terbaik di kalangan mereka untuk jadi Imam. Akhirnya mereka datang ke madinah dan melaporkan kebiasaan ‘aneh’ dan ‘unik’ sang Imam tersebut. Sampai akhirnya sang imam dipanggil oleh Nabi s.a.w. untuk ‘introgasi’.

فَقَالَ يَا فُلَانُ مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَفْعَلَ مَا يَأْمُرُكَ بِهِ أَصْحَابُكَ وَمَا يَحْمِلُكَ عَلَى لُزُومِ هَذِهِ السُّورَةِ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّهَا فَقَالَ حُبُّكَ إِيَّاهَا أَدْخَلَكَ الْجَنَّةَ

Nabi s.a.w. bertanya: “wahai Fulan, apa yang mencegahmu untuk melakukan apa yang sahabat-sahabatmu inginkan? Dan apa yang membuatmu selalu mengulang-ngulang surat (qulhu) itu di setiap rakaat?”, Beliau menjawab: “Saya mencintainya (surat qulhu), ya Rasul”. Rasul s.a.w. menjawab: “Cintamu kepadanya (surat qulhu), itu yang memasukanmu ke dalam surga!”.

Lihat bagaimana Nabi s.a.w. mengatakan kepada sang Imam tersebut? Bukankah apa yang dilakukan imam tersebut adalah sebuah pengkhususannya? Akan tetapi Nabi s.a.w. tidak memarahinya, dan tidak mencela apa yang menjadi kebiasaannya, tapi justru Nabi s.a.w. memujinya. Kalau seandainya mengkhususkan itu adalah sebuah keharaman, pastilah Nabi s.a.w. memarahi dan memerintahkannya untuk berhenti, bukan malah memujinya.

dikutip dari http://www.kampussyariah.com/x.php?id=99&=punya-wiridan-khusus-di-waktu-khusus-sunnah-atau-bid%27ah.htm

No comments:

Post a Comment