Saturday, November 21, 2015

Komentar Habib Rizieq Syihab tentang memasang tarif dalam berdakwah

Imam besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Syihab merasa prihatin dengan pergeseran nilai dakwah saat ini. Dakwah yang seharusnya mengubah masyarakat dari kegelapan menuju cahaya Islam, namun karena banyaknya penyimpangan, hasilnya masyarakat tetap saja jauh dari nilai-nilai Islam.

Menurutnya, jika dakwah itu sebagai tuntunan maka akan bisa mengubah masyarakat, karena ulama itu menuntun umat. Namun jika dakwah itu tontonan, maka itu akan jadi hiburan saja, itu sulit untuk mengubah masyarakat.

"Kalau dakwah dianggap sebagai tontonan, si dai datang untuk menghibur tidak bedanya seperti pelawak, membuat orang senang lalu selesai, dianggapnya sudah beres tugas dakwahnya. Dakwah tontonan ini sulit untuk merubah masyarakat," kata Habib Rizieq dalam ceramahnya di Bandung belum lama ini.

Para dai yang jujur, para dai yang istiqomah, yang baik, yang berjuang di jalan Allah itu banyak di negeri ini. "Tidak boleh dirusak oleh segelintir dai-dai yang ingin merubah dakwah menjadi tontonan. Umat harus turut serta menutup jalan, jangan beri kesempatan kepada siapapun yang ingin menjadikan dakwah sebagai tontonan," ungkapnya.

Selain itu, Habib Rizieq juga geram dengan kelakukan oknum dai yang menarifkan dakwah, bahkan minta dibayar dulu (DP) sebelum ceramahnya. Kalau pengundang tidak mampu, si oknum dai itu menolak untuk hadir ceramah.

"Kurang ajar, dia sudah lakukan jual beli dakwah. Itu tidak pernah terjadi sejak zaman nabi, sahabat, tabiin, ulama dahulu bahkan sampai hari ini para ulama kita yang istiqomah di jalan Allah tidak ada yang menjual dakwah," jelasnya.

Menurutnya, kalau para dai melakukan jual beli dakwah, para dai minta bayar puluhan juta, "Lalu bagaimana nasib umat Islam di pedalaman, yang tinggal di gunung, umat Islam yang miskin yang butuh sentuhan dakwah," ujarnya.
"Karena itu, stop jual beli dakwah!" tegasnya.

No comments:

Post a Comment