Thursday, November 26, 2015

DOA HIDUP SEJAHTERA, IJAZAH DARI HADHRATUS SYAIKH K.H.R. ABDUL MUJIB ABBAS

Teringat masa lalu, ketika pertama kali sowan kepada Hadhratus Syaikh K.H.R. Abdul Mujib Abbas bersama Bapakku dan Alumni. Beliau Al Marhum Kyai memberi kami ijazah sebuah Doa:

اللهم يا غني يا حميد يا مبدئ يا معيد يا رحيم يا ودود اغننى بحلالك عن حرامك وبطاعتك عن معصيتك وبفضلك عمن سواك 

Artinya, “Ya Allah, yang Maha Kaya, Maha Terpuji, Maha Pencipta, Maha Kuasa Mengembalikan, Maha Penyayang, dan Maha Kasih. Cukupi aku dengan harta halal-Mu, bukan dengan yang haram. Isilah hari-hariku dengan taat kepada-Mu, bukan mendurhakai-Mu. Cukupi diriku dengan karunia-Mu, bukan selain-Mu.

Itulah pemberian paling berharga dari beliau dan selalu aku baca dalam setiap doa. Setelah aku merenungi makna yang terkandung dalam doa tersebut, mungkin yang dimaksud beliau agar kami tidak termasuk salah satu umat akhir zaman yang tidak peduli terhadap harta halal-haram dan perbuatan taat-maksiat.

Dalam sebuah hadist dikatakan:

عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي  صلى الله عليه وسلم قال يأتي على الناس زمان لا يبالي المرء ما أخذ منه أمن الحلال أم من الحرام
 
dari Abu Hurairah Ra dari Nabi Saw, bersabda: Akan datang suatu zaman dimana seseorang tidak lagi peduli dari mana dia mendapatkan harta, apakah berasal dari sumber yang halal ataukah berasal dari sumber yang haram.

Alasan yang lumrah sehingga para pencari nafkah tidak peduli terhadap halal-haram adalah tuntutan keluarga, istri mengeluh dan minta macam-macam, orang tua merasa iri dengan anak orang lain yang sudah sukses atau merasa gengsi karena pendidikan anaknya tinggi sedangkan dia kerja rendahan dan sedikit penghasilannya. Akhirnya para pencari nafkah gelap mata dan mengambil jalan pintas dengan mencari harta haram.

Dalam kitab Ihya’ 'Ulumuddin karya Imam Ghazali, Nabi besabda:

يأتي على الناس زمان يكون هلاك الرجل على  يد زوجته وأبويه وولده يعيرونه  بالفقر ويكلفونه ما لا يطيق فيدخل المداخل التي يذهب فيها دينه فيهلك
 
Akan datang pada manusia suatu masa dimana pada saat itu seorang laki laki celaka ditangan istrinya, orang tuanya dan anaknya. Mereka semua mencelanya karena kefakirannya dan mereka menuntut melakukan sesuatu diluar kemampuannya. Akhirnya dia terjerumus ke dalam usaha yang ilegal yang menjadikan agama hilang (dari pedoman hidupnya), maka celakalah dia.

Kalau direnung kembali, membentuk keluarga agamis dan mencari istri sholihah amat sangat penting.

No comments:

Post a Comment