Sunday, November 8, 2015

Akhlak Al Habib Umar Bin Hafidh

waktu itu..Sayyid Salim Bin Umar bercerita tentang keikhlasan ayahnya,Habib Umar Bin Hafidz dlm menyebarkan ilmu dan kebaikan :

''dulu..ketika ayahku mengajar di kota Baidho',gurunya(Habib Muhammad Al haddar) memberinya gaji setiap bulan sebesar 2000 ryal(sekitar dua ratus ribu Rp),tapi ayahku tdk pernah mau mengambilnya,

''aku tdk mau menerima imbalan dari ilmu yg telah aku ajarkan krn Allah''katanya saat itu..

mendengar ayahku tdk mau menerima uang gajinya,gurunya mengirim surat untuknya yg isinya memerintahkan ayahku untuk mengambil gajinya..

ayahku akhirnya menerima uang itu untuk mentaati perintah sang guru,tapi ia tdk menggunakan uang itu untuk kepetingan pribadinya,800 ryal ia kirim ke ibunya di Tarim,200 ryal untuk kepentingan dakwah,500 ryal untuk sedekah,dan 500 ryal untuk makanan para tamu(beliau sudah menikah ketika itu),ia sama sekali tdk memakan sepeserpun uang gajinya itu(padahal ia masih sangat miskin ketika itu).

Sayyid Salim melanjutkan kisahnya..

dulu aku sempat menemani ayahku berdakwah di Singapura,saat itu banyak orang yg berebut bersalaman dgnnya,tdk hanya bersalaman,mereka juga menyisipkan uang dolar di tangan ayahku,.

melihat itu,ayahku seperti tdk senang,tapi setelah itu ia tetap tersenyum kpd mereka,hanya saja ayahku sama sekali tdk mengambil uang mereka(uang-uang itu masih ''nempel'' di tangan si pemberi),akhirnya mereka faham bahwa ia sama sekali tdk menginginkan dolar-dolar mereka..

# bisa kita fahami dari ucapan putera beliau sendiri,bahwa Habib Umar sama sekali tdk mengambil bayaran sepeserpun dari dakwah yg ia sebarkan di seluruh dunia,ia tdk mengharapkan imbalan apapun dari perjuangan dakwahnya,dulu ia sempat ditanya :

''apakah ada cita-cita yg masih ingin Habib capai di dunia ini..?''

ia menjawab:

''aku ingin melihat ajaran dan akhlaq rasulullah saw tersebar diseluruh muka bumi sebagaimana yg rasululllah janjikan"

No comments:

Post a Comment