Tuesday, March 1, 2016

Cinta Dan Kepatuhan Habib Munzir Kepada Gurunya

Lihatlah! cinta Habib Munzir kepada gurunya yaitu Al Habib Umar bin Hafidz yang begitu besar hingga jika di suruh lompat terjun pun beliau akan lompat. Bagi Habib Munzir jika Habib Umar menyuruh melakukan A ya harus A bukan a kecil tapi A besar.

Saya buka sedikit, dulu ketika Habib Munzir sering memajang fotonya dengan Habib Umar di jalan-jalan, Habib Umar berkata kepada saya untuk menyampaikan untuk kedatangan kita berikutnya jangan tempel foto di jalan umum, sekedar pengumuman tanpa foto, biarkan itu milik para orang-orang politik. Hal ini berlaku hingga sekarang. Ini penyerahan seratus persen terhadap gurunya, seperti mayat dihadapan guru.

Dulu di awal perjalanan dakwah, Habib Munzir sering keluar kota berhari-hari hingga banyak problem berupa sakit, tumpukan hutang dan lain-lain. Kemudian datang surat dari Habib Umar bahwa beliau melarang habib munzir keluar kota, tidak boleh pinjam sama siapapun dan banyak perintah berat yang lainnya. Saya tahu isi surat tersebut karena bacanya bareng di kamar saya.

Habib Munzir syok dengan keadaan tersebut, sampai berkata “Kalau ane tahu hati Habib Umar akan seperti ini, ane gak mau jadi ulama, mending jadi tukang sate!”.

Sayyidina Umar bin Khattab pernah berkata “Andai kata aku tidak pernah dilahirkan ke dunia, andai kata ibuku mandul, andai kata aku dilahirkan sebagai se ekor kambing maka akan lebih ringan. Hanya makan, minum dan bila gemuk di sembelih maka selesai. Tidak harus memikul tanggung jawab besar dihadapan Allah.

Saya bilang “Ya munzir! mau bagaimanapun berat dan ringannya, Habib Umar adalah guru kita. Kitalah yang gak faham saat ini, tetapi ke depan bakal faham”. Ternyata betul, urusan jadi beres, hutang selesai, dakwah hingga jadi seperti sekarang.

Jika bukan karena surat Habib Umar gak bakal seperti ini. Semua butuh pengorbanan. Mau makan susah karena sudah gak boleh pinjam. Terkadang majelis naik taksi, kadang saya yang jemput. Berkat taat dan kepatuhan bukan banyaknya massa tetapi dengan ridhonya Habib Umar terhadap beliau. Simaklah bait-bait syairnya, beliau Habib munzir lakukan dengan penuh pengorbanan. Intinya jangan pernah melepaskan diri dari syaikh dalam keadaan apapun.

Belasan tahun lalu, pernah suatu saat, Habib Umar bercerita kepada saya ada seorang murid Habib Umar, dia teman kami berdakwah di Jazirah Arab, sukses memiliki banyak jamaah, selesai majelis ditunggu banyak mobil jamaah yang minta dinaikinya, ber macam-macam fasilitas, tetapi dia lupa dan berkata bahwa semua ini adalah hasil dari jerih payahnya, dari keringatnya, bukan hasil dari gurunya,menisbatkan kesuksesan kepada dirinya hingga lupa kepada gurunya HabibUmar.

Ketika dia melepas diri dari Habib Umar maka hilanglah semua hal yang dianggap miliknya. Tidak ada lagi macam-macam fasilitas yang menunggunya. Mobil-mobil muridnya hanya berlalu begitu saja tidak memperdulikan hanya sekedar “Oh ada ustad”. Maka celaka orang yang dekat dengan syaikh tapi tidak beradab.

Semoga kita menjadi murid yang menbanggakan guru dan juga menjadi kebanggaan guru kita.
Amiin..

Oleh: Habib Jindan bin Novel Jindan
Sumber: islamuno.info

Solawat yang dijadikan wiridan oleh habib Munzir bin Fuad Al Musawa:
اللهم صل على سيدنا محمد واله وصحبه وسلم

No comments:

Post a Comment