Thursday, January 14, 2016

Sosok Pembunuh Sayyidina Ali KW

Khawarij adalah sekte pertama yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar. Sekte ini mulai ada pada zaman pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan. Kemudian berlanjut pada zaman Khalifah Ali bin Abi Thalib dan seterusnya.

Penyimpangan yang mendasar pada sekte ini adalah meyakini bahwa pelaku dosa besar adalah kafir, kekal dineraka jika tidak bertaubat sampai akhir hayatnya. Sekte ini pula yang mengkafirkan orang orang muslim karena perbuatan maksiat bahkan dianggap kafir karena suatu hal yang mereka anggap maksiat.

Diantara pemimpin Kaum Muslimin yang mereka kafirkan adalah Ali bin Abi Thalib dan juga semua pengikutnya. Bahkan bukan hanya mengkafirkan tapi menghalalkan darahnya dan menurut mereka, pantas untuk dibunuh. Lalu terjadilah pembunuhan yang mereka rencanakan.

Kisahnya adalah bahwa pada tahun 40 H, dua tahun setelah perang Nahrawan, yaitu tahun 38 H, pasukan Ali bin Abi Thalib memporak porandakan kekuatan orang orang Khawarij yang berpusat di Nahrawan, maka tiga orang militan Khawarij berangkat ke Mekah.

Mereka adalah Abdurrahman bin Muljam al Muradi, al Bark al Tamimi dan Amr bin Bakr at Tamimi. Setelah sampai di Mekah, ketiganya bersepakat untuk membunuh tiga orang pemimpin dan pemuka kaum Muslimin saat itu yakni Khalifah Alibin Abi Thalib, Gubernur Mesir Amr bin al ‘Ash dan Muawiyah bin Abi Sufyan Gubernur Syam.

Mereka berkata: Kita mendekatkan diri kepada Allah dengan cara membunuh ketiga orang ini. Setelah itu Abdurrahman bin Muljam berkata : Aku yang akan membunuh Ali bin Abi Thalib. Al Bark at Tamimi berkata : Aku yang akan membunuh Muawiyah sedangkan Amr bin Bakr at Tamimiberkata : Aku yang akan menghabisi Amr bin al ‘Ash. Waktu untuk melaksanakan pembunuhan itu mereka sepakati setelah malam ke 17 Ramadhan. Mereka segera berangkat dari Mekah menuju sasaran masing masing untuk melakukan pembunuhan.

Abdurrahman bin Muljam adalah sosok yang selalu berpuasa disiang hari, selalu shalat malam, bahkan hafal Alqur'an. Ia berusaha selalu berdalil dengan Alqur'an. Namun sayang, kedangkalannya dalam memahami Alqur'an membuatnya salah jalan. Puncaknya, ia menjadi 'PEMBUNUH' Sahabat Rasulullah, menantu Rasulullah, pemuda yang pertama kali masuk Islam, salah seorang Khulafa'urrasyidin dan Rasulullah menjaminnya masuk surga yakni Sayyidina Ali Karromallah Wajhah. Padahal tak ada satupun Sahabat Sahabat utama Rasulullah seperti Abu Bakar, Umar ataupun Utsman pada masa hidupnya yang meragukan keutamaaan Ali.

Lalu mengapa Abdurrahman bin Muljam sampai begitu berani membunuh Ali? Karena menurutnya, Ali telah melenceng dari berhukum kepada Alqur'an, ia berhukum dengan hukum manusia. Karenanya ia telah kafir dan pantas untuk dibunuh.

"Wa Man Lam Yahkum Bimaa Anzalallahu Fa'ulaaika Humul Kaafirun" begitulah Abdurrahman bin Muljam berdalil untuk membenarkan tindakannya.

Maka dibunuhlah Ali, dan Abdurrahman bin Muljam menganggap pembunuhan yang ia lakukan adalah jihad atau perjuangan dalam menegakkan hukum Allah.

Beliau ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam pada waktu baru keluar dari rumah untuk melaksanakan shalat shubuh di Masjid. Ali bin Abi Thalib menderita luka parah kena tikaman pisau. Ibnu Muljam mengatakan bahwa pisau itu sudah diberinya racun selama tujuh hari sehingga tidak ada kemungkinan Ali akan sembuh dari lukanya itu.

Hampir mirip atau bahkan sangat mirip dengan aliran-aliran baru Islam yang akhir-akhir ini selalu merasa paling berdalil dan paling paham Alqur'an hingga selalu menyalahkan, membid'ahkan bahkan mengkafirkan serta memusuhi mayoritas umat Islam. Yasinan bid'ah, tahlilan bid'ah, maulidan bid'ah, ziarah kubur syirik adalah sedikit contohnya.

No comments:

Post a Comment