Friday, March 11, 2016

Kepala Pemakan Riba Berubah Menjadi Keledai. Berkat Shalawat Berubah Ke Asalnya

Di kisahkan oleh imam Tsufyan Al Tsauri, bahwa ketika beliau pergi menunaikan ibadah haji, dia melihat seorang pemuda selalu membaca shalawat, baik ketika di Ka’bah, di Padang Arafah, di Muzdalifah dan di Mina. Doanya hanyalah shalawat kepada Baginda Nabi saw.

Di saat kesempatan datang, beliau mengajaknya berbicara dan bertanya, "Sahabatku, di setiap tempat ada doa khusus. Jika engkau tidak mengetahuinya, izinkan aku mengajarimu." Pemuda itu menjawab, "Aku sudah tahu semuanya. Izinkan aku menceritakan apa yang terjadi padaku agar engkau mengerti tindakanku yang aneh ini."

Kemudian dia bercerita, "Aku berasal dari Khurasan. Ketika para jamaah haji mulai berangkat meninggalkan daerah kami, aku dan ayahku ikut menyertai mereka untuk menunaikan ibadah haji. Setelah naik turun gunung, memasuki lembah dan gurun, akhirnya kami sampai di kota Kufah. Disana ayahku jatuh sakit, dan pada tengah malam dia meninggal dunia. Aku duduk menangis dalam batin agar tidak mengganggu jamaah yang lain dan memasrahkan segala urusan pada Allah swt.

Kemudian aku merasa ingin sekali menatap wajah ayahku yang meninggalkanku seorang diri di daerah asing. Ketika aku membuka kain kafan penutup wajahnya, aku melihat kepala ayahku berubah jadi kepala keledai. Aku kaget, tak tahu apa yang mesti aku lakukan. Aku tidak dapat menceritakan hal ini pada orang lain.

Di saat aku duduk termenung, aku seperti tertidur. Lalu, pintu tenda kami terbuka dan masuklah seseorang dengan muka bercadar. Dia membuka penutup wajahnya dan berkata, "Alangkah tampak sedih engkau! Ada apa gerangan?” Aku pun berkata, "Tuan, yang menimpaku bukanlah suka-cita, namun aku tidak boleh meratap supaya orang lain tidak bersedih."

Lalu orang asing itu mendekati jenazah ayahku, membuka kain kafannya, dan mengusap wajahnya. Aku berdiri dan melihat wajah ayahku lebih berseri-seri ketimbang wajah tuanya.

Melihat keajaiban ini, aku mendekati orang itu dan bertanya, "Siapakah Anda, wahai kekasih kebaikan?" Dia menjawab, "Aku Muhammad al Musthafa." Mendengar perkataan ini, aku pun langsung berlutut di kakinya, menangis dan berkata, "Masya Allah, ada apa ini? Demi Allah, mohon engkau menjelaskannya ya Rasulullah.”

Kemudian dengan lembut beliau berkata, "Dahulu ayahmu tukang riba. Baik di dunia ini maupun di akhirat nanti, wajah mereka akan berubah menjadi wajah keledai. Tetapi di sini Allah Yang Maha agung mengubah lagi wajah ayahmu. Dulu dia mempunyai sifat dan kebiasaan yang baik. Setiap malam sebelum tidur, dia membaca shalawat 100 kali untukku. Ketika aku di kasih tahu perihal nasib ayahmu, aku segera memohon izin Allah untuk memberinya syafaat, karena shalawatnya kepadaku. Setelah di izinkan, aku datang dan menyelamatkan ayahmu dengan syafaatku."

Sejak kejadian itu, si pemuda bersumpah bahwa dia tidak akan berdoa selain shalawat kepada Rasulullah saw, sebab dia tahu hanya shalawatlah yang dibutuhkan manusia di dunia dan di akhirat."

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw telah bersabda bahwa, “Malaikat Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail Alaihim Al Salam telah berkata kepadaku. Jibril As berkata, “Wahai Rasulullah, siapa yang membaca shalawat kepadamu setiap hari sebanyak 10 kali, maka akan aku bimbing tangannya dan akan aku bawa dia melintasi titian seperti kilat menyambar.”

Mikail as juga berkat, “Mereka yang bershalawat atasmu akan aku beri mereka air minum dari telagamu.”

Israfil as berkata, “Mereka yang bershalawat kepadamu, maka aku akan bersujud kepada Allah swt dan aku tidak akan mengangkat kepalaku sehingga Allah saw mengampuni orang itu.”

Kemudian Malaikat Izrail berkata, ”Bagi mereka yang bershalawat atasmu, akan aku cabut ruh mereka itu dengan lembut seperti aku mencabut ruh para nabi.”

No comments:

Post a Comment