Thursday, March 3, 2016

Guru & Tabir Hati

Imam Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa, "Ya Allah, tutupilah kekurangan guruku dariku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yang menyampaikan kekurangan guruku kepadaku". (Lawaqihul AnwarAl Qudsiyyah:155)

Habib Abdullah Al Haddad berkata, "Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati guru kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah kembali ridha". (Adab Sulukul Murid:54)

Beliau imam Nawawi dalam kitabnya Al Tahdzib, berkata:

عقوق الوالدين تمحوه التوبة وعقوق الاستاذين لا يمحوه شيء البتة.
Durhaka kepada orang tua, dosanya
bisa di hapus dengan taubat, tapi durhaka kepada guru tidak ada satupun yang dapat menghapusnya.

Habib Abdullah Al Haddad juga berkata, "Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, "perintahkan aku ini, berikan aku ini, karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Namun sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yg memandikannya". (Ghoyah al Qashd wa al Murad: 2/177)

Para ulama ahli hikmah mengatakan, "Barangsiapa yang mengatakan, kenapa? Kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia selamanya". (Al Fataawa Al Hadiitsiyyah:56)

Seorang murid sedang menyapu madrasah gurunya, tiba-tiba Nabi Khidir datang menghampirinya. Murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak nabi Khidhir berbicara. Maka nabi Khidhir bertanya, "Tidakkah kau mengenalku?". Murid itu menjawab, "ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas Al Khidhir". Nabi Khidhir bertanya kembali, "kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku?". Murid itu menjawab, "guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu". (Kalam al Habib Idrus al Habsyi: 78)

Imam Ali bin Hasan Al Atthas berkata:

ان المحصول من العلم والفتح والنور اعني الكشف للحجب، على قدر الادب مع الشيخ وعلى قدر ما يكون كبر مقداره عندك يكون لك ذالك المقدار عند الله من غير شك
"Ilmu, futuh dan cahaya, yakni terbukanya hijab-hijab batin, dapat di peroleh se besar kadar adab (murid) kepada gurunya. Kadar agungnya guru di hatimu menentukan kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa di ragukan". (Al Manhaj Al Sawy: 217)

No comments:

Post a Comment