Wednesday, September 14, 2016

TAHLIL BUKAN TRADISI UMAT HINDU


Ada sebagian kelompok islam yang tidak menyukai acara tahlilan mengatakan tradisi tahlilan menyerupai orang hindu dan ini tidak boleh dilakukan, karena Nabi Saw. melarang menyerupai orang kafir. Sungguh ini tuduhan yang tidak benar. Bagaimana mungkin orang hindu mengadakan acara tahlilan yang isinya dzikir-dzikir kepada Allah sedangkan mereka mereka kafir. Menurut mereka ada kesamaan dalam menempatkan waktu tahlilan, sehingga walaupun isi acaranya berupa dzikir-dzikir namun masih ada kesamaan dengan orang hindu dalam penentuan waktunya. 

Kesamaan dalam menentukan waktu tidaklah menjadi penyebab dilarangnya tahlilan, karena Nabi Saw. lebih sering berpuasa di hari sabtu dan minggu dari pada hari-hari lainnya, sedangkan menurut beliau dua hari itu adalah hari rayanya orang musyrik.

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ يَوْمَ السَّبْتِ وَيَوْمَ اْلأَحَدِ أَكْثَرَ مِمَّا يَصُومُ مِنْ اْلأَيَّامِ وَيَقُولُ إِنَّهُمَا عِيدَا الْمُشْرِكِينَ فَأَنَا أُحِبُّ أَنْ أُخَالِفَهُمْ.

Ummu Salamah Ra. berkata: “Rasulullah Saw. selalu berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad, melebihi puasa pada hari-hari yang lain. Beliau Saw. bersabda: “Dua hari itu adalah hari raya orang-orang Musyrik, aku senang menyelisihi mereka.” (HR. Ahmad no. 26750, an-Nasa’i juz 2 halaman 146, dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).

Ibn Abbas berkata: "Setelah Rasulullah Saw berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan kaum Muslimin juga berpuasa, mereka berkata: Wahai Rasulullah, hari Asyura itu diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Rasulullah Saw menjawab, kalau begitu, tahun depan kita berpuasa pula tanggal sembilan."Ibn Abbas berkata: “Tahun depan belum sampai ternyata Rasulullah Saw telah wafat." (HR. Muslim dan Abu Dawud). 

Dalam hadits di atas, para sahabat menyangsikan perintah puasa pada hari Asyura, dimana hari tersebut juga diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Sedangkan Rasulullah Saw telah menganjurkan umatnya agar selalu menyelisihi (mukhalafah) dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Umat Hindu mengisi hari-hari setelah kematian dengan kesyirikan dan kemaksiatan, yang merupakan penghinaan kepada si mati, maka kaum Muslimin mengisinya dengan dzikir Tahlilan sebagai penghormatan kepada si mati.

No comments:

Post a Comment