
suatu hari saya bertemu dengannya di satu masjid besar, yang kebetulan jadwal dia khutbah jumat, sedangkan masyarakat masjid itu adalah sebagian besar murid-murid saya, sampai Ketua Masjid sudah pucat melihat saya datang untuk shalat jumat. Maka ketua masjid menawarkan saya khutbah jumat dan menggagalkan kyai itu. Tentunya saya menolak, saya biarkan saja ia naik berkhutbah, ia tidak akan tahu bahwa saya ada di shof hadirin.
Ketika selesai shalat jumat ia masih duduk berdoa, maka saya mendekati dia, saya cium tangannya, lalu saya bersimpuh dan mencium pahanya, bagai anak yang sangat memuliakan dan mencintai ayahnya yang sudah lanjut usia. Dia kaget, dia tak tahu bahwa inilah orang yang selalu dia caci maki. Saya pergi, dia pun bertanya-tanya, "siapa itu pemuda tadi yang pakai sorban dan ia mencium kaki saya?" Orang-orang berkata: "dia itu orang yang selalu pak kyai caci maki, dia itu Ustadz Mundzir". Maka dia berubah total, kini dimanapun dia naik mimbar pasti dia memuji saya, diantara kata-katanya: "siapa yangberani menentang habib mundzir maka hadapi saya!" Begitu saudariku, tiap kali dia jumpa saya pasti dia memeluk saya dan menangis.
Allahumma sholli 'ala sayyidina Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa 'alihi wa shohbihi wa sallim
Oleh: Suciati
No comments:
Post a Comment