Monday, May 2, 2016

HIKAYAT ORANG YANG BENCI PADA SAIKH ABDUL QODIR AL JILANI

Pada suatu hari, aku pergi ke masjid untuk menunaikan shalat Jum’at. Setelah sampai di masjid, aku melihat syaikh Abdul Qodir Al Jilani telah ramai dengan para jamaah. Aku mencari tempat yang tidak terlalu ramai, dan kudapati betul-betul di hadapan mimbar.

Awal mulanya aku tidak suka kepada syaikh Abdul Qodir Al Jilani. Dan aku juga tidak mempercayai tentang cerita-cerita karamah yang dinisbatkan kepada syaikh Abdul Qodir Al Jilani.

Walaupun aku merupakan seorang saudagar yang paling kaya di kota Baghdad waktu itu, aku tidak pernah merasa tenteram ataupun berpuas hati.

Di kala itu, syaikh Abdul Qodir Al Jilani baru saja memulai khutbah Jumat. Ada beberapa perkara yang disampaikan oleh syaikh Abdul Qodir Al Jilani yang telah menyinggung perasaanku.

Tiba-tiba, aku terasa hendak buang air besar. Untuk keluar dari masjid itu memang sukar dan agak mustahil. Aku dihantui perasaan gelisah dan malu, takut-takut aku buang air besar di masjid di depan orang banyak. Kemarahanku terhadap syaikh Abdul Qodir Al Jilani pun bertambah dan memuncak.

Pada saat itu, syaikh Abdul Qodir Al Jilani turun dari atas mimbar dan berdiri di hadapanku. Sambil beliau terus memberikan khutbah, beliau menutup tubuhku dengan jubahnya.

Tiba-tiba aku berada di suatu tempat, yakni di suatu lembah hijau yang sangat indah. Aku melihat sebuah anak sungai sedang mengalir perlahan di situ dan keadaan sekelilingnya sunyi sepi, tiada seorangpun disana.

Aku pergi buang air besar. Setelah selesai, aku mengambil wudlu. Ketika aku berniat untuk pergi shalat, tiba-tiba diriku telah berada di tempat semula di bawah jubah Syaikh Abdul Qodir Al Jilani. Kemudian beliau mengangkat jubahnya dan menaiki kembali tangga mimbar.

Sungguh aku terkejut. Bukan hanya karena perutku sudah terasa lega, tetapi juga keadaan hatiku. Segala perasaan marah, ketidakpuasan hati, dan perasaan-perasaan jahat yang lain, semuanya telah hilang.

Seusai shalat Jum’at,  aku pulang ke rumah. Ditengah perjalanan, aku menyadari bahwa kunci rumahku telah hilang dan aku kembali ke masjid untuk mencarinya. Begitu lama aku mencari, tetapi tidak aku temukan. terpaksa aku menyuruh tukang kunci untuk membuat kunci yang baru.

Pada keesokan harinya, aku meninggalkan kota Baghdad bersama rombonganku karena urusan perniagaan. Tiga hari kemudian, kami melewati satu lembah yang sangat indah. Seolah-olah ada satu kuasa ajaib yang telah menarikku untuk pergi ke sebuah anak sungai. Barulah aku teringat bahwa aku pernah pergi ke sini untuk buang air besar, beberapa hari sebelum itu.

Aku mandi di anak sungai itu. Ketika aku hendak mengambil jubahku, aku memukan kembali kunciku, yang telah tertinggal dan telah tersangkut pada sebatang dahan di situ. Setelah aku sampai di Baghdad, aku menemui syaikh Abdul Qodir Al Jilani dan menjadi anak muridnya.

Dilike ya halaman fbku, mungkin ada manfaatnya buat kamu..

No comments:

Post a Comment