Thursday, April 28, 2016

KAROMAH HABIB AHMAD BIN MUHAMMAD AL MUHDHOR

Peristiwa ini terjadi pada saat musim haji tahun 1250 Hijriyyah. Saat itu hari jumat, Masjidil Haram penuh dengan jamaah haji. Matahari terasa sangat panas seakan-akan memanggang kota Makkah. Seorang khatib berdiri di atas mimbar. Dia membacakan sebuah khutbah yang teramat panjang. Jamaah tersiksa oleh sengatan matahari dan keringan bercucuran deras. Maklum, saat itu musim panas. Selesai khutbah, sang Khatib mengimami sholat. Anehnya, sholat kali ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yang dia baca pun yang pendek-pendek.

Seusai salam, ada seorang jamaah menghampiri sang khatib. Orang itu bernama Habib Ahmad bin Muhammad Al Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat. Lalu tanpa diduga, Al Habib menggebuk sang khatib dengan tongkat sembari berkata-kata lantang, "Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah saw. Mestinya kamu meringkas khotbah dan memanjangkan sholat."

Khatib itu berteriak kesakitan, "Ayyuhan Nas, aku dipukuli oleh seorang Hadrami." Habib Ahmad menimpali, "Aku bukan Hadrami." Dia lalu bersenandung, "Kami mengenal Batha' (sebuah daerah di Makkah) dan ia mengenal kami. Bukit Shafa dan Baitullah mencintai kami."

Kota Makkah geger, Sang Amir, Syarif Muhammad bin Awan geram dan diperintahkan polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghukumnya di depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadrami. Mereka mengkhawatirkan nasib habib tercinta itu. "Tak usah khawatir, Ibundaku, Khadijah binti Khuwailid, selalu bersamaku. Aku akan berlindung di tempatnya", kata habib Ahmad menenangkan.

Saat itu juga Al Habib bergegas menuju kubah Sayyidah Khadijah Ra. Pasukan aparat keamanan mengejar di belakangnya. Ketika sampai di depan kubah, peristiwa ajaib terjadi, pintu kubah terbuka dengan sendirinya. Habib Ahmad pun masuk, dan pintu itu tertutup kembali.

Para aparat berusaha membuka, namun tak kuasa. Mereka menemui juru kunci kubah dan meminta kuncinya. Namun ia enggan menyerahkan. "Takkan kuberikan kunci ini kepada siapa pun." Kata juru kunci. Akhirnya dengan luapan amarah, mereka mengambil secara paksa dan mereka berhasil membuka pintu kubah.

Ajaib, Habib Ahmad tak kelihatan disitu. Mereka terus mencari namun hasilnya nihil. Al Habib seperti raib di perut bumi. Para polisi akhirnya menyerah. Mereka melapor pada Syarif Muhammad perihal kejadian luar biasa itu. Syarif merasa takjub. Dia kemudian menanyai warga Hadrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad. Ketakjubannya kian membumbung kala mengetahui kesejatian sosok Habib yang alim itu.

Penguasa Makkah itu kemudian mengadakan jamuan istimewa untuk Habib Ahmad sebagai tanda maaf. Al Habib menyambut hangat. Di tengah jamuan itu, Syarif Muhammad membujuk Habib Ahmad agar bersedia menetap di Makkah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun tidak. "Aku tanyakan dulu kepada ibundaku, Khadijah Al Kubra," katanya.

Beberapa hari kemudian, Al Habib mendatangi Syarif dan memberi kabar, "maaf Amir, Ibunda Khadijah menghendaki aku untuk kembali ke Quwereh."
Disarikan dari FB Kumpulan Foto Ulama dan Habaib

No comments:

Post a Comment