Monday, April 11, 2016

KEJELEKAN DIBALAS DENGAN KEBAIKAN

Dahulu di masa Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi Kwitang masih hidup, ada seorang laki-laki yang sangat membencinya dan orang itu tinggal di Kwitang.

Perbuatan lelaki itu terhadap Habib Ali Al Habsyi sunggah tidak terpuji. Bila lewat dihadapannya dengan sengaja meludah di depan Habib Ali  hingga membuat marah para murid beliau.

Pada suatu saat, Habib Ali memberikan jatah sembako berupa beras kepada orang itu. Dengan memanggil muridnya, beliau memerintahkan agar beras itu diberikan kepada orang yang meludah didepannya. Hal ini membuat bertanya-tanya sang murid.

Belum sempat ditanyakan, Habib Ali Al Habsyi berkata, "Berikan ini, tapi jangan bilang dari saya. Bilang saja dari kamu." Lebih dari 2 tahun orang itu menikmati jatah sembako yang diberikan Habib Ali Habsyi kepadanya melalui perantaraan sang murid.

Ketika Habib Ali berpulang ke rahmatullah, maka berhentilah kiriman jatah sembako kepada orang itu. Dia pun bertanya kepada murid Habib Ali Al Habsyi yang biasa mengirimkan sembako kepadanya, "Engkau yang biasa mengirimiku beras kenapa berhenti? Apa masih ada?"

Murid Al Habib menjawab, "Perlu kamu ketahui, semua yang aku kirimkan kepadamu itu sesungguhnya bukan dariku melainkan dari guruku Habib Ali yang dulu sering kau ludahi." Andai saja guruku tak menahanku mungkin kamu sudah kubikin babak belur."

Mendengar jawaban itu, orang tersebut menangis menyesali perbuatannya selama ini. Dan atas kejadian itu, orang tersebut rajin menghadiri majelisnya Al Habib Ali Al Habsyi di Kwitang.

Pada waktu sang cucu yang menggantikan kakeknya memimpin majelis taklim Al Maghfurlah Al Habib Ali Al Habsyi, beliau didatangi oleh orang yang sudah lanjut usianya dengan badan yang tergopoh-gopoh.

Orang itu mendekati cucu Al Habib Ali Al Habsyi itu sambil menangis seraya berkata, "Ya Habib, saya ini bila melihat engkau jadi teringat dengan kakekmu yang dulunya sering saya ludahi, ya Habib."

No comments:

Post a Comment