Thursday, June 9, 2016

MAKSUD DARI SETAN DIBELENGGU DI BULAN PUASA

Kenapa masih banyak maksiat dibulan Ramadhan? Padahal setan sudah dibelenggu.

Al Hafidz Ibnu Hajar ra berkata;

وقال القرطبي بعد أن رجح حمله على ظاهره فإن قيل كيف نرى الشرور والمعاصى واقعة في رمضان كثيرا فلو صفدت الشياطين لم يقع ذلك
Al Qurthubi setelah mengunggulkan pendapat yang membawa hadits pada makna tekstualnya berkata, "jika ditanyakan, bagaimana banyak sekali kejelekan dan maksiat terjadi di bulan ramadhan padahal setan-setan sudah dibelenggu, seharusnya itu tidak terjadi.

فالجواب أنها إنما تقل عن الصائمين الصوم الذي حوفظ على شروطه وروعيت ادابه أو المصفد بعض الشياطين وهم المردة لاكلهم كما تقدم في بعض الروايات
Maka jawabannya; sesungguhnya maksiat akan berkurang dari seseorang yang berpuasa yang memenuhi syarat-syarat puasa dan menjaga adab-adabnya. Atau yang dibelenggu hanya sebagian saja bukan semuanya seperti keterangan disebagian riwayat.

أو المقصود تقليل الشرور فيه وهذا أمر محسوس فإن وقوع ذلك فيه أقل من غيره اذ لا يلزم من تصفيد جميعهم أن لا يقع شر ولا معصية لأن لذلك اسبابا غير الشياطين كالنفوس الخبيثة والعادات القبيحة والشياطين الإنسية.
Atau yang dimaksud adalah pengurangan kejelekan di bulan ramadhan dan ini bisa dilihat dari lebih sedikit maksiat bila dibandingkan dengan bulan yang lain. Karena dibelenggunya seluruh setan pun tidak dapat memastikan kejelekan dan kemaksiatan hilang sama sekali, sebab terjadinya kemaksiatan itu juga dikarenakan banyak sebab selain setan, seperti jiwa yang jelek, kebiasaan yang buruk dan godaan setan-setan dari golongan manusia.

وقال غيره في تصفيد الشياطين في رمضان إشارة إلى رفع عذر المكلف كأنه يقال له قد كفت الشياطين عنك فلا تعتل بهم في ترك الطاعة ولا فعل المعصية.
Ulama lainnya berkata; bahwa dibelenggunya setan-setan di bulan ramadhan adalah isyarat bahwa seorang mukallaf tidak punya alasan lagi dalam melakukan dosa. Seakan dikatakan kepadanya, “Setan-setan telah ditahan dari menggodamu, maka jangan lagi kamu menjadikan setan sebagai alasan dalam meninggalkan ketaatan dan melakukan maksiat”. (Fathul bari IV/114-115)

No comments:

Post a Comment