Tuesday, May 9, 2017

KHILAFIYYAH BERSENTUHAN KULIT MEMBATALKAN WUDHU

( قَوْلُهُ : وَسَوَاءٌ إلَخْ ) وَلَنَا وَجْهٌ أَنَّهُ لَا يُنْتَقَضُ وُضُوءُ الْمَلْمُوسِ ، وَوَجْهٌ أَنَّ لَمْسَ الْعُضْوِ الْأَشَلِّ أَوْ الزَّائِدِ لَا يَنْقُضُ ، وَوَجْهٌ لِابْنِ سُرَيْجٍ أَنَّهُ يُعْتَبَرُ الشَّهْوَةُ فِي الِانْتِقَاضِ قَالَ الْحَنَّاطِيُّ وَحُكِيَ هَذَا عَنْ نَصِّ الشَّافِعِيِّ ، وَوَجْهٌ حَكَاهُ الْفُورَانِيُّ وَإِمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَآخَرُونَ أَنَّ اللَّمْسَ لَا يَنْقُضُ إلَّا إذَا وَقَعَ قَصْدًا ، وَأَمَّا تَخْصِيصُ النَّقْضِ بِأَعْضَاءِ الْوُضُوءِ فَلَيْسَ وَجْهًا لَنَا بَلْ مَذْهَبُ الْأَوْزَاعِيِّ وَحُكِيَ عَنْهُ أَنَّهُ لَا يَنْقُضُ إلَّا اللَّمْسُ بِالْيَدِ كَذَا فِي الْمَجْمُوعِ

Dari kalangan Syafiiyah terdapat beberapa pendapat:

Ada yang menyatakan tidak batal wudhunya orang yang disentuh

Ada yang menyatakan tidak membatalkan menyentuh anggota badan yang telah lumpuh atau anggota tambahan

Ada yang menyatakan (pendapat Ibn Suraij) wudhu menjadi batal bila ada syahwat dalam persentuhan. Al Hannaathy berkata, diceritakan bahwa hukum ini adalah yang telah ditetapkan oleh Imam Syafi’i

Ada yang menyatakan (Pendapat Al Furaani dan Imam Haramain dan ulama-ulama lain) persentuhan kulit tidak membatalkan kecuali bila terjadi unsur kesengajaan.

Sedangkan pendapat yang menyatakan, bersentuhan kulit yang membatalkan terbatas pada anggota wudhu saja bukan merupakan pendapat ulama madzhab syafi’i namun pendapat Al Auzaa’i yang juga diceritakan menurutnya bahwa tidak membatalkan wudhu kecuali menyentuh dengan tangan, inilah yang diuaraikan dalam kitab Al Majmuu’ . [ Syarh alBahjah alWardiyyah II/44  ].

No comments:

Post a Comment