Wednesday, November 25, 2015

Niat lebih utama dari pada Amal

Perbuatan seorang hamba terealisasi sebab hati, lisan dan anggota tubuh. sedangkan niat adalah yang terpenting. Pahala niat seseorang lebih banyak ketimbang pahala perbuatannya, Niat dapat merubah perbuatan baik menjadi jelek dan sebaliknya. Niat dapat melipat gandakan amal dalam tingkatan diluar batas kemampuan hamba. dan juga Niat menjadi syarat keabsahan sebuah perbuatan.

ووجه البيهقي كونه ثلث العلم, بأن كسب العبد يقع بقلبه ولسانه وجوارحه, فالنية أحد أقسامها الثلاثة وأرجحها, لأنها قد تكون عبادة مستقلة وغيرها يحتاج إليها, ومن ثم ورد: نية المؤمن خير من عمله

Al-Baehaqy menyatakan bahwa niat
 adalah 1/3 dari ilmu dengan alasan bahwa perbuatan seorang hamba terealisasikan sebab hati, lisan dan anggota tubuhnya, niat masuk dalam salah satu dari tiga hal tersebut (karena perbuatan hati) dan bahkan lebih penting dari lainnya karena niat terkadang menjadi ibadah yang mandiri sedang yang lain butuh (keabsahannya) olehnya karena ada ungkapan hadits "niat seorang mukmin lebih baik dari pada amalnya"
نية المؤمن خير من عمله أي إن أجره في نيته أكثر من أجر عمله
 لامتداد نيته بما لا يقدر على عمله انتهى
"Niat seorang mukmin lebih baik dari perbuatannya" artinya pahala niat seseorang lebih banyak ketimbang pahala perbuatannya karena keberlangsungan dan terhitungnya pahala niat atas ibadah-ibadah yang tidak sanggup ia lakukan. (Fath al-Baari)
(نية المؤمن خير) وفي رواية بدله: أبلغ (من عمله) لما تقرر ولأن المؤمن في عمل ونيته عند فراغه لعمل ثان ولأن النية بانفرادها توصل إلى ما لا يوصله العمل بانفراده ولأنها هي التي تقلب العمل الصالح فاسدا والفاسد صالحا مثابا عليه ويثاب على العمل ويعاقب عليها أضعاف ما يعاقب عليه فكانت أبلغ وأنفع
"Niat seorang mukmin lebih baik dari perbuatannya" dalam riwayat lain lebih sempurna ketimbang perbuatannya sebab alasan-alasan diatas.Dan karena seorang mukmin saat telah rampung dalam sebuah perbuatan telah punya niat kembali pada amal berikutnya.Dan karena hanya dengan niat saja seseorang dapat menggapai sesuatu yang tidak didapatkan oleh sekedar perbuatan saja.Dan karena dialah yang bisa merubah perbuatan baik menjadi jelek dan sebaliknya, mengakabitkan terdapatkannya imbalan atas sebuah perbuatan, melipatgandakannya dalam tingkatan diluar batas kemampuan perbuatan seorang hamba, karenanya niat seseorang lebih sempurna dan bermanfaat ketimbang amalnya. (Faidh al-Qadiir VI / 380)

و عند] النسائي من حديث أبي ذر: من أن فراشه و هو ينوي أن يقوم يصلي من الليل فغلبته عينه حتى يصبح كتب له ما نوى 
"Seseorang yang berada ditempat 
tidurnya sementara ia telah niat bangun dan shalat dimalam hari, namun kemudian ia terkalahkan oleh kantuknya sampai dipagi hari, maka tercatatlah apa yang telah ia niati "(HR. An-nasaa-i). (Asybah wa an-Nadhooir I / 38).

No comments:

Post a Comment